Mengenal Tokoh Pembaharu Islam dalam Lintasan Sejarah
Pembaharuan itu suatu keniscayaan dan kemestian yang tidak bisa terelakkan dalam sejarah kehidupan manusia. Naluri manusia pun selalu cenderung dan gandrung kepada hal-hal yang baru. Begitu pun dalam pemahaman keagamaan tidaklah statis dan kaku. Terjadi pula beberapa perkembangan keilmuan dan pemahaman agama yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Dalam hal ini, Rasulullah saw menjelaskan bahwa tiap seratus tahun akan muncul seorang Mujaddid (pembaharu) yang melakukan terobosan besar yang membuat kemajuan yang sangat berarti dalam perkembangan agama Islam. Sabdanya:
“Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat ini setiap penghujung seratus tahun seseorang yang memperbaharui agama mereka.” (H.R. Abu Daud)
Ada pun nama-nama Mujaddid menurut Mbah Maimoen Zubair:
Abad 1 H.: Khalifah Umar bin Abdul Aziz (63-101 H/683-720M), Disebut juga Khulafaur Rasyidin kelima. Beliau seorang Khalifah Dinanti Umayyah yang terkenal adil, alim, waro’ dan Zuhud. Beliau yang pertama menggagas pengkodifikasian hadits dan yang meniadakan caci maki terhadap Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a pada mimbar Jum’at. Selama pemerintahannya berhasil membebaskan rakyatnya dari kemiskinan sehingga tidak ada yang mau menerima zakat pada masanya.
Abad 2 H.: Imam Muhammad bin Idris as- Syafi’i(150-204 H/767-819 M), Beliau pencetus ilmu Ushul Fiqh, pembela sunnah (nashirus sunnah), serta yang menggabungkan madzhab ahli ra’yi (madzhab Hanafi) dan ahli hadits (madzhab Maliki). Pendiri madzhab Syafi’i yang bersumber dari Al-Qur’an. hadits, ijmak dan qiyas serta termasuk mujtahid mutlak. Karya terkenalnya al-Umm (fiqh), ar-Risalah (ushul fiqh).
Abad 3 H.: Imam Abu Hasan al-Asy’ari (260-324 H/873-935 M), keturunan sahabat Nabi yang terkenal kesalehan dan kejujurannya, yaitu Abu Musa al-Asy’ari. Pendiri Ahlussunah wal Jama’ah bersama Abu Manshur al-Maturidy. Karyanya yang terkenal adalah al-Ibanah ‘an Ushulid Diyanah, al-Luma’, Maqalat al-Islamiyyin.
Ada lagi yang menyatakan bahwa mujaddid abad ini dalam bidang fiqh adalah Imam Ibnu Suraij (249-306 H/863-908 M). Beliau ulama ahli fiqh yang sangat berperan besar dalam penyebaran mazhab Syafi’i. Belajar ilmu fiqh kepada al-Muzani, namun ternyata beliau lebih unggul daripada gurunya itu sendiri.
Selain menjadi teladan bagi penegakan keadilan dan moral, Ibnu Suraij juga merupakan ulama yang prodktif menulis. Tidak kurang 400 kitab sudah dihasilkannya. Karya populernya antara lain: Mukhtashar fi Ahlil Fiqh, Ar-Radd ‘ala Muhammad bin al-Hasan, dan at-Taqrib Bainal Muzani was Syafi’i.
Abad 4 H.: Imam Abu Bakar al-Baqillany (330-403 H /940-1013 M). Seorang ulama yang dikenal keluasan ilmunya, zuhud dan waro’. Beliau ahli teologi dan ahli hadits, pencipta konsep “ikhtiar” dalam paham Aswaja bahkan sangat berjasa mempopulerkan faham Aswaja. Karya monumentalnya : al-Inshaf, I’jazul Qur’an, al-Ibanah fi Ibthal Madzhab Ahlil Kfri wad Dholal, Risalah al-Hurrah, dan lain-lain.
Abad 5 H.: ada dua. Pertama, dalam masalah zhohir, adalah Imam Al-Ghazali (450-503 H/1058-1111 M). Ahli tasawuf, ushuluddin/tauhid, filsafat, fiqh dan Ushul fiqh. Digelari Hujjatul Islam karena jasanya memberikan argumen atau hujjah ajaran Islam baik secara akal maupun nash ayat dan hadits. Orang Barat menganggap nya sebagai lautan ilmu yang tak bertepi.
Beliau dinilai berhasil dalam memadukan antara ajaran fiqh dan tasawuf, sehingga ibadah tidak semata sekedar formalitas, namun terhiasi oleh adab-adab beribadahnya. Karya monumentalnya adalah Ihya Ulumuddin. Dan masih banyak karya tulis lainnya yang bila dibandingkan dengan usianya yang relatif muda, 53 tahun, maka diperkirakan beliau mengarang kitab sebanyak 64 halaman/hari.
Yang kedua, Syekh Abdul Qodir al-Jaelani (470-561H/1077-1166 M) (dalam masalah batin), dijuluki sebagai Sulthonul Awliya’ (rajanya para kekasih ALLAH). Keturunan Nabi saw dari jalur Hasan bin Ali r.a. Beliau pendiri tarekat Qodiriyah. Sangat dihormati di kalangan Aswaja.
Dikarenakan karomah-karomahnya yang luar biasa dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah, membuat dirinya sering ditawasuli banyak orang untuk hasilnya hajat mereka. Beliau ahli tasawuf, fiqh, tauhid juga ahli tafsir. Karyanya yang terkenal adalah Tafsir al-Jailany, Al-Fathur Robbany, al-Ghunyah li Tholabi Thariqil Haq, Sirrul Asror, dan lain-lain
Abad 6 H.: Imam Nawawi dari Syria (631-676 H). Ahli hadits, fiqh, tasawuf. Terkenal sebagai Mujtahid Murojjih dalam madzhab Syafi’i bersama imam Rafi’i. Karya-karya terkenalnya dalam hadits Al-Minhaj Syarah Shohih Muslim, Riyadhush Sholihin, Al-Arba’in An-Nawawiyah. Sedangkan karya yang terkenal dalam bidang fiqh adalah al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, Raudhatuth Tholibin, Minhajut Thalibin. Lalu dalam bidang tasawuf, karya terkenalnya adalah al-Adzkar An-Nawawiyah, at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an.
Pendapat lain menyebutkan Mujaddidnya adalah Imam Fakhruddin ar-Razi (543-606 H/865-925 M). Seorang ulama sekaligus tabib negeri Persia yang terkenal. Ahli pula dalam bidang tafsir, ilmu Kalam (tauhid), ushul fiqh, nahwu-sharaf, manthiq (logika),dan filsafat.
Berbagai gelar yang diterimanya dari publik antara lain Syaikhul Islam, Fakhrul Islam (kebanggaan Islam), Taajul Muhaqqiqin (mahkota para ahli haq), Imamul Mutakallimin (pemimpin ahli tauhid), dan masih banyak gelar lainnya sebagai pengakuan atas kapasitas keilmuannya.
Karya-karyanya yang populernya adalah Mafatihul Ghaib, Tafsir al-Fatihah (tafsir), al-Mahshul fi ushulil fiqh (ushul fiqh), Ta’jizul Falasifah (filsafat), Thariqah fil Kalam, az-Zubdah fi Ilmil Kalam (tauhid), al-Hawi (kedokteran), al-Muharar fi Haqaiqin Nahwi (nahwu), dan lain-lain.
Ada lagi mujaddid linnya yaitu Imam Rafi’i (wafat 623 H). Baik Imam Rafi’i maupun Imam Nawawi keduanya dianggap sebagai “pendekar” ulama madzhab Syafi’i dikarenakan sanggup memecahkan berbagai persoalan baru di tengah masyarakat dengan metode istimbath Imam Syafi’i.
Maka jika dalam fiqh ada istilah “Syaikhoni” (dua syekh) maka maksudnya adalah Imam Nawawi dan Imam Rafi’i. Karya populer Imam Rafi’i adalah al-Muharror dan al-Fathul ‘Aziz fi syarhi al-Wajiz, as-Syarhul Kabir, Syarah Musnad as-Syafi’i (fiqh).
Abad 7 H.: Imam Ibnu Daqiqil ‘id (625-702 H/1228-1302 M). Beliau ahli hadits, fiqh dan ushul fiqh. Terkenal kedermawanan, kezuhudan dan kewaro’annya. Karyanya yang terkenal adalah Syarah al-‘Umdah, al-Imam fil Ahkam dan Syarah Arba’in An-Nawawiyah.
Ada juga pendapat lain menyebutkan, mujaddidnya adalah Muhammad bin Ali bin Rojab (795 H). Beliau ulama yang ahli fiqh, hadits, tafsir, tasauf dan sejarah. Terkenal sangat zuhud, dan hidupnya penuh panutan. Karya-karya populernya antara lain al-Qawaid al-Fiqhiyyah, al-Istikhraj fi ahkamil Kharaj (fiqh), Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Syarah Jami’ at-Tirmidzy (hadits), Tafsir al-Fatihah, al-Isighna’ bil Qur’an (tafsir), adz-Dzailu ‘ala Thobaqotil Hanabilah, Waq’atu Badri, Sirah Abdul Malik bin Umar bin Abdul Aziz (sejarah), Fadhlu ilmis Salaf ‘alal Khalaf, Ahwalu Yaumil Qiyamah (tasawuf).
Abad 8 H.: Zainuddin al-Iroqy (725-806 H/1325-1404 M). Ada lagi yang mengatakan mujaddidnya adalah Sirajuddin Umar al-Bulqiny (762-824 H/1361-1421 M), seorang ahli fiqh, hadits dan ulumul Qur’an.
Karyanya yang terkenal adalah Mawaqi’ul ‘Ulum fi Mawaqi’in Nujum, al-Ifham bima Waqo’a fi Shohih al-Bukhary minal Ibham, al-Kabair was Shoghoir, Jawabul As’ilah al-Makiyyah, Nakt ‘ala Minhajit Tholibin, dan lain-lain. Keluasan ilmunya diakui oleh ulama besar seperti Ibnu Hajar al-‘Asqolany yang menyatakan bahwa al-Bulqiny adalah salah satu keajaiban dunia dalam kecepatan memahami sesuatu dan kualitas dalam menghafal.
Abad 9 H.: Imam Jalaluddin as-Suyuthi (849-911 H/1445-1505 M). Beliau terkenal sebagai ahli hadits, tafsir, ulumul Qur’an, ushul fiqh, sejarah, tasawuf dan bahasa Arab, sehingga dijuluki ulama serba bisa. Gurunya lebih dari 600 orang. Dikenal sebagai ulama yang zuhud dan tawadhu’.
Karyanya yang terkenal adalah Tafsir Jalalain dan ad-Durrul Mantsur (tafsir), al-Jamiush Shogir, al-Jami’ al-Kabir, Syarah Sunan an-Nasa’i, al-La’alil Mashnu’ah fil Ahaditsil Maudhu’ah, Tadhribur Rowo, Tanwirul Hawalik Syarah al-Muwaththo’ (hadits), al-Itqon fi Ulumil Qur’an (ilmu Alquran), Al-Asybah wan Nazhoir (ushul fiqh), al-Hawi Lil Fatawa (fiqh), al-Asybah wan Nazhoir, Alfiyah as-Suyuthi (Nahwu), tarikhul Khulafa (sejarah) dan masih banyak lagi karya-karya besar lainnya.
Ada juga yang menyatakan mujaddidnya adalah Syekh Zakaria al-Anshari (824-926 H/1520 M). Beliau adalah ulama masyhur madzhab Syafi’i, ahli tafsir, hadits, qiro’at, tasauf fiqh dan ushul fiqh, nahwu-sharaf, balaghah dan manthiq.
Karya populernya adalah Fathur Rahman (tafsir), Tuhfatul Bari bisyarhi Shohih al-Bukhary (hadits), Ad-Daqaiq al-Muhkamah (qiro’at), Ghayatul Wushul ila Lubbil Ushul (ushul fiqh), Asnal Mathalib (fiqh), Syarah Risalah al-Qusyairiyyah (tasawuf), Bulughul Arab bisyarhi Syudzuridz dzahab (Nahwu), Syarah Isaghuji (manthiq) dan Aqshal Ma’ani (Balaghah). Gurunya lebih dari 150 orang.
Abad 10 H.: Imam Ibnu Hajar al-Haitami (909-973 H) beliau ahli fiqh, ilmu Kalam/tauhid dan tasauf. Karya terkenalnya adalah Tuhfatul Muhtaj Syarah al-Minhaj, al-Minhajul Qowim, al-Imdaf Syarah al-Irsyad, Nashihatul muluk, Syarah al-Misykat, al-I’ab Syarah al-Ubab, Syarah Muqoddimah Bafadhal, dan lain-lain.
Ada lagi yang berpendapat, mujaddidnya adalah Imam Romly (919-1004 H). Kedua ulama ini merupakan ulama muata’akhirin dalam madzhab Syafi’i yang menjadi rujukan utama para ulama pada masanya.
Abad 11 H.: Habib Abdullah bin Alawy Al-Haddad (1044-1132 H/1634-1720 M). Beliau ahli tasawuf, bahkan diakui sebagai Wali Qutub di masanya, juga menjadi sultannya seluruh golongan Ba ‘Alawy. Seluruh perikehidupannya sesuai dengan tuntunan sunnah Nabi saw. Karya-karyanya menjadi rujukan kalangan Ahlussunah wal Jama’ah dalam bidang tasawuf, yang terkenal adalah: Risalatul Mu’awanah, Nashoihud Diniyyah, ad-Da’watut Tammah, dan lain-lain. Namun beliau lebih terkenal dengan Ratibnya yang sering dibaca banyak orang yaitu Ratibul Haddad.
Abad 12 H.: Sayyid Murtadho Az-Zabidi (1145-1205 H/1732-1790 M). Beliau ahli hadis, tasawuf dan pakar linguistik. Karya terkenalnya yaitu Ithaf Saadatil Muttaqin, syarah Ihya Ulumiddin (tasawuf), Alfiyatus Sanad, Manaqib Ashhabil Hadits, ‘Aqdul Mukallal ats-Tsamin fi Ahaditsil Musalsal bi Muhammadiyyin (hadits), juga Tajul ‘Arus min Jawahiril Qomus, Mu’jam ash-Shagir dan Mu’jam al-Kabir (linguistik).
Sayyid Az-Zabidi sangat gemar membaca, menulis, dan mengoleksi karya-karya langka ulama klasik, sehingga perpustakaannya banyak menyimpan karya-karya ulama terdahulu yang tidak ditemukan di tempat lain. Maka tidak berlebihan jika beliau digelari ulama literasi. Ada lagi yang mengatakan mujaddid abad 12 H adalah Umar bin Smith.
Abad 13 H.: Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (1232-1304 H/1816-1886 M). Seorang ulama yang ilmu dan dakwahnya menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagian besar ulama Nusantara memiliki sanad keilmuan darinya. Beliau pengajar terkemuka di Mesjidil Haram yang gigih membela Ahlussunnah wal Jama’ah dalam menolak faham Wahabi.
Beliau ahli di bidang tasawuf, sejarah, tauhid, balaghah dan nahwu sharaf. Di antara karya-karyanya yang terkenal adalah: Tarikh Duwalul Islam, al-Fathul Mubin fi Fadhoil Khulafa’ ar-Rasyidin (sejarah), Tanbihul Ghafilin mukhtashar Minhajul Abidin (tasauf), Mukhtashor Jiddan syarah al-Jurumiyyah (nahwu), Risalah al-Isti’arah, Hasyiyah Matan as-Samarqandy (balaghah), ad-Durarus Saniyyah fi Raddi ‘alal Wahbiyyah (tauhid), dan lain sebagainya.
Abad 14 H.: Sayyid Muhammad ‘Alawi al-Maliki al-Hasani (1365-1425 H). Ulama ahli tauhid, ulumul Qur’an, ulumul hadits, fiqh dan usul fiqh, tasauf dan sejarah. Telah mengarang lebh dari 100 kitab dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dikenal sebagai ulama yang sabar, santun dan teguh dalam menyebarkan faham Ahlusunnah wal Jama’ah di Arab Saudi, sarangnya faham Wahabi.
Banyak muridnya yang menjadi ulama terkenal di negara masing-masing. Karya terkenalnya antara lain Mafahim Yajibu an Tushohhahu, Syarah Aqidatul Awam (tauhid), Zubdatul Itqon fi Ulumil Qur’an, al-Qowaid al-Asasiyyah fi Ulumil Qur’an, (ulumul Qur’an) al-Manhalul Lathif fi Ushulil Hadits asy-Syarif, al-Qowaid al-Asasiyyah fi ‘Ilmil Mushthalahil Hadits (hadits), Abwabul Faraj, Khoshoish Ummat al-Muhammadiyyah, Syarafu Ummat al-Muhammadiyyah (tasawuf), Muhammad Insan Kamil, al-Anwarul Bahiyyah fi Isra wal Mi’raj Khairil Bariyyah, Tarikhul Hawadits wa Ahwalun Nabawiyyah (sejarah), al-Qowaid al-Asasiyyah fi Ushulil Fiqhi, Syarah al-Manzumat al-Waraqat fi Ushulil Fiqhi (ushul fiqh), ar-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha, al-Hushunul Mani’ah, Mukhtashar Syawariqul Anwar (fiqh).
Demikianlah sejarah singkat para pembaharu Islam di setiap abadnya. Semoga bisa menjadi insipasi bagi umat Islam untuk mengikuti suri tauladan, perjuangan, produktifitas menulisnya, dan mewarisi spirit pemikiran-pemikiran besar mereka. Wallahu A’lam bish Showab.