IQRA.ID, Yerussalem – Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki akan ditutup untuk beribadah selama bulan suci Ramadhan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Sebagaimana dilansir Anadolu Agency pada Kamis (16/2), kebijakan ini diambil dalam upaya membendung penyebaran pandemi virus corona.

Wakaf Islam Yerusalem, dewan yang ditunjuk Yordania yang mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci, menyebut keputusan penetutupan Al-Aqsa untuk peribadatan di bulan merupakan hal yang “menyakitkan”.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis, pihak dewan mengatakan langkah itu sejalan dengan fatwa hukum (pendapat ulama) dan nasihat medis.

“Muslim harus melakukan sholat di rumah mereka selama bulan Ramadhan, untuk menjaga keselamatan mereka,” kata dewan itu, sebagaimana dilasir Aljazeera pada Jum’at (17/4).

Ia menambahkan bahwa dalam situasi normal, panggilan adzan untuk sholat bagi muslim masih akan berlangsung lima kali sehari di lokasi selama bulan Ramadhan. Adapun petugas keagamaan masih akan diizinkan masuk.

Keputusan untuk melarang sholat bagi Muslim di kompleks yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount itu memperpanjang larangan 23 Maret pada sholat Muslim di sana.

Biasanya di bulan Ramadhan, puluhan ribu Muslim setiap hari ke masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock yang berdekatan untuk menunaikan terurama sholat Tarawih. Umat ​​Muslim meyakini situs itu adalah tempat Nabi Muhammad naik ke surga.

Yerusalem memiliki situs-situs yang sakral bagi Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiga agama itu telah mengambil tindakan pencegahan virus corona.

Pekan lalu, orang-orang Yahudi yang merayakan Paskah di Yerusalem dan di seluruh Israel diminta untuk tinggal di rumah dan merayakannya hanya dengan keluarga dekat.

Biasanya doa besar Paskah di Tembok Barat Yerusalem, tempat paling suci orang Yahudi diizinkan untuk berdoa di kota, hanya dihadiri oleh segelintir penyembah.

Di Gereja Makam Suci, apa yang biasanya meriah, upacara Paskah yang penuh peziarah di tempat suci yang dipuja sebagai tempat penyaliban dan pemakaman Yesus telah ditandai oleh kelompok-kelompok kecil pendeta, yang sering memakai topeng wajah.

Israel telah melaporkan sedikitnya 140 kematian dan hampir 12.600 kasus coronavirus. Sedangkan otoritas Palestina telah mencatat dua kematian dan hampir 400 kasus di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza. Hal itu juga berdampak terhadap penutupan semua masjid di Gaza sejak 25 Maret, dan di Tepi Barat sejak 14 Maret. (mzn)

Leave a Response