Pondok Pesantren Al Badriyyah adalah pesantren yang diasuh oleh KH. Muhibbin Muhsin, AH di Mranggen Demak. Keberadaan Pondok Pesantren ini memiliki peran aktif di dalam melakukan pendidikan Islam. Prioritas pendidikan Pondok Pesantren Al Badriyyah adalah pembinaan akhlak yang sesuai ajaran Al Quran, secara khusus untuk mendampingi santri yang ingin mengkaji keislaman dan kemanusiaan serta menyiapkan santri yang menghayati ajaran Islam, berjiwa nasional dan mempunyai jiwa cinta kasih dan perhatian terhadap sesama.
Dalam melaksanakan proses pendidikannya, Pondok Pesantren Al Badriyyah memiliki standar kompetensi yang harus dicapai oleh para santri putra dan putri sesuai dengan jenjang yang sedang ditempuh oleh para santri. Santri yang berada pada tingkatan Tsanawiyah dituntut untuk bisa menghafal al-Qur’an Juz 30, sedangkan untuk tingkatan Aliyah para santri dituntut untuk mampu menghafal al-Qur’an sampai khatam 30 Juz.
Hal inilah yang menjadikan pembinaan akhlak di Ponpes Al Badriyyah menjadi berkualitas karena dijiwai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an yang selalu dipelajari setiap hari oleh para santri.
Dari proses inilah, Pesantren Al Badriyyah banyak menelurkan lulusan-lulusan yang berkualitas. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya alumni yang diterima di berbagai perguruan tinggi bergengsi di dalam maupun di luar negeri, seperti Al-Azhar Kairo, Mesir.
KH. Muhibbin Muhsin, AH merupakan salah satu kiai yang menyebarkan seruan Islam dan meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam membangun Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Perjalanan panjang yang dibangun di atas dasar kekuatan, pemikiran, kerja keras dan istiqomah dalam mengembangkan Pondok Pesantren Al Badriyyah hingga menjadi media yang kuat dalam berdakwah tentunya tidaklah mudah. Berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi sebagai tantangan dakwah akan semakin kompleks sesuai perkembangan zaman.
KH. Muhibbin Muhsin, AH lahir 15 Maret 1949 di Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. KH. Muhibbin Muhsin, AH adalah putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan H. Muhsin dan Hj. Rohmah yang merupakan warga asli Mranggen. H. Muhsin pada masanya dikenal sebagai pedagang tembakau yang sukses. Karena pada masa itu tembakau menjadi komoditas perdagangan yang cukup bernilai tinggi.
KH. Muhibbin Muhsin, AH dilahirkan dari keluarga pedagang biasa. Meski ayahnya bukan ulama, ayahnya sangat mencintai ilmu dan para ulama. Oleh karena kecintaanya pada ilmu dan ulama inilah, di kemudian hari saat KH. Muhibbin Muhsin, AH kecil mulai beranjak remaja beliau dikirim oleh ayahandanya ke berbagai daerah untuk belajar ilmu agama kepada para ulama. Hal ini dilandasi atas keinginan dan cita-cita H. Muhsin yang ingin memiliki putra yang pandai dalam ilmu agama dan berguna bagi masyarakatnya.
Berbagai Pondok Pesantren di berbagai daerah di Jawa telah didatangi KH. Muhibbin Muhsin, AH dalam rangka memperdalam ilmu agama khususnya dalam ilmu al-Qur’an. Hingga beliau masuk jajaran ulama yang terkenal keilmuan al-Qur’annya sehingga menjadi rujukan para santri dari berbagai daerah dalam menimba ilmu al-Qur’an.
KH. Muhibin Muhsin, AH menikah dengan Umi Hj Nadhiroh, AHH yang berasal dari Desa Mrisi Tanggungharjo Grobogan, Putri dari bapak H. Ma’shum dan Hj. Muniroh. Umi Hj. Nadhiroh, AHH menuntut ilmu di Pesantren Al Muayyad Solo asuhan KH. Ahmad Umar Abdul Manan, AH dan diteruskan di Ponpes Roudlotut Tholibin, Jragung asuhan KH. Muhammad Marwan, AH.
Dari pernikahannya dengan Umi Hj. Nadhiroh, AHH. KH. Muhibbin Muhsin, AH dikaruniai 6 orang anak, yaitu: Sa’idatul Wafiyah, Muhammad Hammam, Zahrun Muniroh, Tuhfatul Mardhiyah, Saniatul Lathoif dan Lublubatus Sakdiyah
Para putra dan putri KH. Muhibbin Muhsin, AH itulah yang senantiasa membantu ayahandanya dalam dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di Pondok Pesantren Al Badriyyah yang telah dirintis oleh KH. Muhibbin Muhsin, AH sejak tahun 1976. Berbagai kendala dan rintangan dalam mengelola Ponpes dihadapi bersama-sama istri dan putra putri beliau hingga akhirnya sekarang mendapat kepercayaan dari masyarakat luas dengan membludaknya jumlah santri yang belajar di Ponpes Al Badriyyah Mranggen.
KH. Muhibin Muhsin, AH memulai pendidikanya dari tingkat dasar pada Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat SD pada tahun 1955. Karena sistem pendidikan pada masa itu belum terbentuk dengan baik, maka proses belajar di SR ini hanya dijalani kurang dari enam tahun oleh KH. Muhibbin Muhsin, AH kecil karena belum ada aturan yang mengharuskan anak yang bersekolah di SR untuk menyelasaikan pendidikanya selama 6 tahun.
Kemudian atas kecintaan pada ilmu agama dan pengaruh lingkungan sekitar di mana Mranggen merupakan sebuah wilayah yang cukup religius pada masa itu, KH. Muhibbin Muhsin, AH ingin memperdalam ilmu agamanya. Oleh sang ayah, KH. Muhibbin Muhsin, AH dikirim ke Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Jragung Karangawen Demak. Setelah mengkhatamkan al-Qur’an bil Ghoib, kemudian meneruskan di Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus di bawah Asuhan Al Allamah KH. Arwani Amin. Setelah dirasa mempunyai fondasi kuat dalam ilmu al-Qur’an, beliau melanjutkan belajar ilmu agama di Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang.
Dalam rangka mematangkan diri dengan ilmu al-Qur’an yang lebih baik, usai belajar di Ponpes API Tegalrejo Magelang beliau melanjutkan pendidikan al-Qur’annya di Ponpes Al Munawwir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH. Ali Maksum. Di Pesantren Al Munawwir inilah beliau mematangkan ilmu al-Qur’anya hingga menjadi pengembaraan terakhir beliau dalam menuntut ilmu.
Gambar: KH. Muhibin Muhsin, AH dan Umi Hj Nadhiroh, AHH (Sumber: Dok. Pribadi Ahmad Dliya’uddin)
Pondok Pesantren Al Badriyah merupakan sebuah lembaga pendidikan non formal yang terletak di Jl. Suburan barat Mranggen Demak. Pondok Pesantren Al Badriyah berdiri atas prakarsa Hadhrotus Syeikh KH. Muslih bin Abdurrahman Qosidil Haq pada tahun 1976 dengan memberi amanat kepada KH. Muhibbin Muhsin AH dan Umi Hj. Nadhiroh AHH sebagai pengasuh.
Didirikanya Ponpes Al Badriyyah dilatarbelakangi oleh kurangnya sarana pendidikan non formal yang dapat menampung santri putri yang hendak menimba ilmu di daerah Mranggen, mengingat pada tahun 1976 belum banyak Ponpes putri di wilayah Mranggen dan sekitarnya.
Pembangunan sarana prasarana Pondok Pesantren Al Badriyah didirikan dengan dana pribadi KH. Muhibin Muhsin, AH dan juga bantuan swadaya dari warga sekitar. Pembangunan dengan segala keterbatasan dana dan kemampuan yang ada, akhirnya KH. Muhibbin Muhsin, AH dapat menyelesaikan pembangunan Pondok Pesantren.
Mulanya Pondok Pesantren Al Badriyah hanya memiliki satu gedung berlantai 2 yang menampung para santri untuk mukim dan belajar agama khususnya menghafal al-Qur’an. Pemberian nama Al Badriyyah yang memiliki arti bulan purnama diharapkan agar pondok tersebut dapat menjadi pelita dunia, penerang agama Islam dan dapat meneteskan benih-benih generasi penerus pejuang agama yang berakhlak mulia, berilmu barakah manfaat segalanya.
Seiring berjalanya waktu, Pondok Pesantren Al Badriyah yang mulanya khusus mengelola pendidikan untuk santri putri, atas desakan dan permintaan dari masyarakat untuk dapat juga memberikan pendidikan kepada santri putra yang ingin menimba ilmu kepada KH. Muhibbin Muhsin, AH.
Demi memenuhi permintaan masyarakat itulah KH. Muhibin Musin, AH mendirikan bangunan pondok untuk santri putra, sehingga sampai sekarang Pondok Pesantren Al Badriyah tidak hanya mendidik santri putri tetapi juga mendidik santri putra. Pembangunan Pondok Pesantren Al Badriyah putra dimulai pada tahun 2007 dan kini sudah ditempati oleh para santri putra dari berbagai daerah. Bahkan Pondok Pesantren Al Badriyyah sudah melebarkan sayap membuka cabang Pondok Pesantren Al Badriyyah 2 yang berada di Jalan Rayungkusuman II Mranggen Demak.
Visi Pondok Pesantren Al Badriyah yaitu membentuk pribadi Muslim yang beriman dan bertaqwa berdasarkan syariat Islam dan berhaluan ahlus sunnah wal jama’ah serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun misi yang dicanangkan oleh Pondok Pesantren Al Badriyah adalah mencetak generasi islam berilmu yang bertaqwa, beramal yang ilmiah serta berakhlaqul karimah.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan pengajaran di bidang keagamaan, Pondok Pesantren Al Badriyah memiliki banyak program pendidikan yang diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan kehidupan para santrinya. Selain itu, berbagai macam kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al Badriyah diharapkan juga dapat menjadi bekal bagi para santri kelak ketika berada di tengah-tengah masyarakat.
Pondok Pesantren Al Badriyah memiliki program harian yang cukup ketat dan padat bagi para santrinya. Hal ini dimaksudkan agar para santri benar- benar memanfaatkan waktu yang ada dan menjadi orang yang disiplin dalam waktu dan rajin dalam belajar dan beribadah kepada Allah SWT sejalan dengan misi Pondok Pesantren Al Badriyah yang hendak mencetak generasi berilmu yang yang bertaqwa, serta berakhlaqul karimah.
Adapun program harian yang ada di Pondok Pesantren Al Badriyah yakni jamaah Shalat Shubuh, ngaji kitab, persiapan sekolah, sekolah formal, ngaji al-Qur’an, sekolah diniyyah, jamaah Shalat Magrib, ngaji al-Qur’an, belajar bersama dan istirahat.
Sedangkan jadwal kegiatan harian santri huffadz yakni jamaah Shalat Shubuh, ngaji kitab, semaan, deresan, ngaji al-Qur’an, sekolah diniyyah, jamaah Shalat Maghrib, ngaji al-Qur’an, simaan dan istirahat.
Selain kegiatan harian seperti disebutkan di atas, untuk mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan di Pondok Pesantren Al Badriyah, KH. Muhibin Muhsin membuat berbagai macam program unggulan dalam mengelola Pondok Pesantren Al Badriyah, antara lain:
Program Khitobiyah adalah program belajar berbicara di depan audiens atau orang banyak dan juga berpidato. Program ini adalah pembelajaran yang digunakan untuk melatih santri agar terbiasa berbicara di depan umum, karena kemampuan berbicara di depan umum bisa menjadi modal santri untuk nantinya terjun di masyarakat dalam berdakwah. Program ini dilaksanakan setiap hari Senin malam Selasa setelah shalat Isya sampai jam 10 malam.
Dalam pelaksanaannya, petugas dalam kegiatan khitobiyah ini bergantian setiap minggunya. Seluruh anggota dari masing-masing kamar akan mendapat jatah berbagai tugas yang ada dalam rangkaian acara.
Dari semua rangkaian kegiatan di atas, petugasnya adalah para santri yang ditunjuk berdasarkan giliran yang mereka dapatkan secara bergantian tiap-tiap kamar. Sedangkan audiens dari acara ini adalah seluruh santri Pondok Pesantren Al Badriyah beserta para ustadz. Program ini cukup efektif untuk menempa mental para santri agar berani dan kreatif dalam berbicara di depan umum.
Hal ini dibuktikan dengan hasil prestasi dalam berbagai lomba berpidato, perwakilan Pondok Pesantren Al Badriyyah sering mendapat juara pada lomba pidato yang di selenggarakan di luar lingkungan pesantren. Selain bukti prestasi dari berbagai kompetisi pidato, para alumni juga banyak yang menjadi juru dakwah yang cukup diminati ceramahnya oleh masyarakat meskipun dalam lingkup masyarakat kecil di kampung.
Dalam melaksanakan program pendidikan, Pondok Pesantren Al Badriyah memiliki standar kompetensi hafalan al-Qur’an yang harus dicapai oleh para santri putra dan santri putri sesuai dengan jenjang yang sedang ditempuh oleh para santri. Standar tersebut yaitu: Santri yang berada pada tingkatan Tsanawiyah dituntut untuk bisa menghafal al-Qur’an Juz 30 dengan penerapan tajwid dan makharijul huruf yang ketat. Santri yang berada pada tingkatan aliyah dituntut untuk mampu menghafal al-Qur’an sampai khatam 30 Juz.
Untuk mengontrol hafalan santri, setiap hari santri wajib menyetor hafalan sebanyak dua halaman al-Qur’an kepada KH. Muhibin Muhsin, AH langsung dan akan dievaluasi perkembangannya secara berkala.
Apabila ada santri yang tidak memenuhi target hafalan dua halaman, maka akan digembleng hafalanya secara lebih intensif oleh KH. Muhibin Muhsin, AH sendiri. Program ini cukup efektif bagi para santri tingkat aliyah karena 100% santri aliyah yang lulus telah menghatamkan hafalan al-Qur’an dengan durasi rata-rata tiga tahun masa hafalan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, telah mengajarkan kitab-kitab klasik, khususnya kitab-kitab karangan madzhab Syafi‟iyah. Pengajaran kitab-kitab kuning berbahasa arab tanpa syakal atau sering disebut kitab Gundul. Kitab kuning ini adalah salah satu metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas pesantren salaf di Indonesia. Sama halnya dengan Pondok Pesantren Al Badriyyah juga megajarkan kitab-kitab kuning, seperti Fathul Qarib, Tuhfatut Tullab, Ta’limul Muta’allim, Bidayatul Bidayah, Sahih Bukhari, Matnul Ajurumiah, Al Umrithi, Alfiah Ibnu Malik, Tafsir Jalalain, Akhlak Lilbanin, Awamil dan lain-lain.
Pondok Pesantren Al Badriyyah dapat dihubungi melalui (024)76744779 atau 085641840560/085602283010.