Pondok Pesantren Askhabul Kahfi terletak di jalan Cangkiran-Gunungpati KM.3, Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Diresmikan pada 13 Juli 2009, pada awalnya pesantren ini hanya memiliki 2 lembaga yakni SMP dan SMK dengan santri ±200 anak. Menyusul lembaga MTs pada 2012 dan MA ada 2015.

Pada ulang tahunnya yang ke-10 pesantren ini telah memiliki 5 lembaga pendidikan formal. Dengan penambahan Mahad Aliy. Saat ini terdapat lebih dari 3000 santri putra/putri dari berbagai kota di Indonesia yang tersebar dalam tiga kampus. Dua komplek putra dan satu komplek putri.

اَصْحَابُ Artinya para penghuni, الْكَهْفِ  : gua yang lebar. Pondok yang berdiri pada tanggal 13 Juli 2009/20 Rajab 1430 H diberi nama  اَصْحَابُ الْكَهْفِ tujuannya adalah   لِتَفَائُلْ (supaya mengikuti kebaikan yang telah dilakukan oleh orang lain). Dalam hal ini adalah 7 pemuda Askhabul Kahfi, pengikut Nabi Isa AS.

Mereka memiliki keistimewaan yang patut diikuti oleh setiap generasi muda. Yaitu: kuat dalam keimanannya, jujur, dan syaja`ah (berani). Karena inilah diharapkan seluruh santri Askhabul Kahfi menjadi mu`min yang sejati, jujur dalam perkataan maupun perbuatan dan berani melakukan serta menyampaikan kebenaran.

Ponpes Askhabul Kahfi Semarang menerapkan asas keseimbangan, yaitu: para santri berhak mendapatkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keduniaan dan juga yang berkenaan dengan ke-akhiratan. Demikian ini sesuai dengan isyarah atau petunjuk Al Qur`an dan hadits, Firman Allah QS. Al Qoshosh ayat 77 dan Al-Baqarah ayat 201.

Sebagai sarana menumbuhkan jiwa mandiri, kegiatan berorganisasi diatur langsung oleh santri dengan bimbingan dan monitoring dewan ustadz dan ustadzah atas arahan dan rekomendasi pengasuh. Dengan demikian setiap kegiatan santri menjadi sarana setrategis kondusif untuk menanamkan nilai filsafat dan hidup pesantren yang terpancang dalam jiwa meliputi  keikhlasan, kesederhanaan, berdikari ukhuwah islamiyah dan jiwa kebebasan yang mengacu pada nilai kehidupan islami dengan disiplin dan tanggungjawab sebagai alatnya.

Kegiatan exta lainnya seperti berorganisasi, beladiri, olahraga, kepramukaan, ketrampilan dan kesenian merupakan sarana dalam membentuk pribadi mukmin yang berkarya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yaitu berakhlaqul karimah, berjiwa raga sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran moderat sesuai dengan akidah agama Islam.

Tidak hanya itu kemandirian ekonomi menjadi salah satu aspek yang ditanamkan sejak dini kepada para santri. Badan-badan usaha milik pondok pesantren yang dikelola langsung oleh para santri dan para ustazd didirikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan santri dan masyarakat melainkan juga sebagai wahana menumbuhkan jiwa berdikari dan wirausaha serta mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Askhabul Kahfi tidak mewajibkan para santrinya untuk hafal sekian nadhoman, mereka lebih dituntut dalam pemahaman, mengingat kebanyakan santri ber-otakan sedang dan banyaknya materi pelajaran yang harus mereka terima. Target utama Askhabul kahfi adalah santri yang menyandang predikat B4 (Berkualitas, Ber-Akhlaq, Bermanfaat dan Barokah ). Begitu pula tidak diwajibkan menghafal Al-Qur`an dan menargetkan umur 15 Tahun hafal 2 juz, 3 tahun kemudian tambah 2 atau 3 juz dan umur 18 tahun hafal 5 atau 6 juz, dan seterusnya. Namun pesantren membuka dan melayani para santri yang ingin menghafalkan Al Qur`an.

Demikian profil Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Semarang. Semoga bermafaat. (MS)

Sumber: https://ppaska.id/

Leave a Response