Pondok Pesantren La Tansa berlokasi di Parakansantri, Lebakgedong, Lebak – Banten 42372. Berikut profil lengkapnya.
Pondok Pesntren “LA TANSA” berdiri di sebuah lembah seluas ±13 ha. yang sekelilingnya dialiri sungai Ciberang dan dikelilingi oleh gunung-gunung dan bukit yang menghijau, terhindar dari polusi udara bahkan polusi budaya dan pergaulan amoral, merupakan tempat tafaqquh fiddien yang nyaman dan rekreatif.
Lembaga ini dilahirkan oleh Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti, Tangerang, sebagai suatu pengembangan wawasan dan pengembangan daya tampung dengan sistem pendidikan serta pengajaran yang lebih variatif dan memenuhi hajat umat yang memberikan prospek yang sangat baik untuk sebuah sarana pendidikan.
Sasaran siswa yang ditargetkan untuk menuntut ilmu di Pondok Pesantren La Tansa bukan hanya warga di wilayah ini, namun lebih jauh lagi adalah seluruh rakyat Indonesia yang ingin memperdalam ilmu umum sekaligus ingin memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang baik.
Hal ini terbukti dengan kehadiran para santri dari berbagai kota dan propinsi di Indonesia untuk menuntut ilmu pengetahuan di Pondok Pesantren La Tansa setiap tahunnya.
Lembaga ini dikelola oleh Yayasan “LA TANSA MASHIRO” yang didirikan oleh Drs. KH. Ahmad Rifa’i Arief (Alm) dengan Akta Notaris No. 4 Tanggal 9 Januari 1991 dan Akta perubahan No. 44 Tanggal 20 April 1998, beralamat di Parakansantri, Cipanas, Lebak, Banten.
Lahirnya Pondok Pesantren “LA TANSA” didasarkan atas kesadaran untuk membangun sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa, berwawasan luas, berilmu, berakhlakul-karimah (mukminin, muttaqien dan rosikhina fil’ilmi) kelak menjadi generasi penerus bangsa, negara dan agama dalam pelbagai sektor kehidupan.
Drs. Ahmad Rifa’i Arief lahir di Gintung, sebuah desa di Jayanti, Tangerang, pada penghujung tahun tepat 31 Desember 1942. Lilip, panggilan akrab beliau, telah digembleng dalam suasana religius oleh sang ayah, H. Kasad Mansyur semenjak dini.
Ayah beliau yang menjadi guru Al-Qur’an pertama bagi beliau. Pada umur 7 tahun beliau di masukkan ke Sekolah Rakyat, namun karena jiwa beliau yang telah melekat dengan dien, tepat pada tahun ketiga beliau memilih pindah ke sekolah agama.
Pada tahun 1958 setelah menuntaskan pendidikannya di MMA, beliau masuk ke Pondok Modern Gontor. Tekad dan niatnya yang bulat untuk memperdalam dan terus belajar ilmu agama menanamkan semangat membara demi tegaknya agama Allah.
Pondasi ketabahan dan kesabaran yang ditanamkan Pondok Pesantren Modern Gontor, ditunjang oleh kecerdasan, sifat bijaksana dan wibawa yang tinggi yang dimiliknya, menghantarkan beliau untuk menjadi ketua persatuan pelajar Indonesia (PPI) tahun 1963 sampai 1964, pada saat beliau duduk di kelas lima dan kelas enam.
Setelah lulus dari KMI tahun 1964 beliau mengabdi di Gontor selama satu tahun, disamping juga mengaji kitab-kitab kuning di luar Gontor.
Pada masa inilah jiwa Jihad Fi Sabilillah yang terus menggelora itu membuahkan cita-cita besar luhur dan agung, yaitu ingin mendirikan sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren di kemudian hari.
Almarhum KH. Drs. Ahmad Rifa’i Arief yang memiliki sifat haus ilmu, kerja keras yang tak kenal lelah, kemudian meneruskan pendidikan ke IAIN Sunan Gunung Jati Serang, pada Fakultas Syariah tahun 1967.
Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Januari 1968, dengan berharap ridha dan tuntunan Ilahi Rabbi, beliau mendirikan Pondok Pesantren Daar El-Qolam yang memiliki system hidup yang persis sama dengan yang diterapkan di Pondok Modern Gontor.
Pada masa-masa awal pesantren yang didirikan tersebut kurang mendapat sambutan yang baik dari masyarakat luas di sekelilingnya.
Sistem pendidikan modern yang mengharuskan memakai dasi dan berbahasa Inggris yang diterapkan oleh beliau, dianggap masyarakat sekitarnya peniruan terhadap kebudayaan barat.
Namun, ketegaran dan ketabahan KH. Drs. Ahmad Rifa’i Arief dalam membimbing, membina dan mencetak santri-santrinya jualah akhirnya yang mampu membuat Pondok Pesantren Daar El-Qolam mampu berkembang pesat seperti sekarang ini.
Sifat bijaksana dan ilmunya yang mampu menunjukkan beliau adalah seorang kyai besar.
Pengalaman dan pendidikan yang cukup baik serta disiplin yang tinggi selama di Gontor, walau dalam usia yang relatif muda beliau berhasil mendirikan beberapa lembaga pendidikan yang berpotensi setelah Pondok Pesantren Daar El-Qolam yaitu :
1. Mendirikan Pondok Pesantren La Tansa, Cipanas, Lebak, Banten. Dengan kurikulum SMP dan SMA Plus.
2. Mendirikan STIE ( Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ) dan STAI ( Sekolah Tinggi Agama Islam ) La Tansa Mashiro di Rangkasbitung.
3. Merintis Pesantren wisata sakinah La Lahwa di Citeureup, Panimbang, Pandeglang.
Pada tanggal 15 Juni 1997, seusai memberikan petuah-petuah terakhirnya pada acara penglepasan santriwan dan santriwati untuk liburan akhir tahun, KH. Drs. Ahmad Rifa’i Arief meninggal dunia.
PANCA JIWA PONDOK
Keikhlasan
Kesederhanaan
Berdikari
Ukhuwah Islamiyah
Kebebasan
MOTTO PONDOK
Berbudi Luhur
Berbadan Sehat
Berpengetahuan Luas
Berpikiran Bebas
Visi
Mempersiapkan sumber daya manusia muslim yang memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang secara bidimensional (dengan menghilangkan dikotomi duniawi dan ukhrawi) serta mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan yang ihsan fi ad-darain.
Misi
1. Mempersiapkan kader-kader muslim masa depan yang menguasai iptek, memiliki daya juang yang tinggi, mampu berkreasi secara inovatif, aktif dan dinamis di atas landasan iman dan taqwa yang kuat.
2. Mengkombinasikan kurikulum Pondok Modern dengan kurikulum Pendidikan Nasional dalam rangka menghilangkan kesan dikotomis antara ilmu pengetahuan umum dan agama.
3. Memperluas medan juang santri meliputi seluruh aspek kehidupan dengan bekal iman sebagai landasan keyakinan, pandangan dan sikap hidup yang haq.
4. Meningkatkan kemampuan professional dan pengetahuan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan dan tuntutan dinamika kehidupan masyarakat.
Adrian Mafatihullah Karim, MA.
Adrian Mafatihullah Karim, MAm erupakan anak kedua pendiri Pondok Pesantren La Tansa, lahir pada 15 Juni 1973 di Gintung, Tangerang.
Memulai pendidikan formalnya di SD Rancaleutik (1979) sampai kelas tiga, kemudian pindah sekolah ke SDN Cikande II Hingga tamat pada 1986. seperti anak-anak di desanya, siang hari sepulang sekolah beliau masuk Madrasah di MMA hingga tamat.
Sejak kecil bercita-cita ingin menjadi guru, setelah lulus dari sekolah dasar beliau melanjutkan studi di Pondok Pesantren Daar El-Qolam (PPDQ) yang dipimpin oleh ayah tercinta.
Saat mondok di PPDQ, beliau menjabat sebagai wakil ketua ISMI Putra (1991-1992) dan aktif sebagai Pasukan Istimewa Gerakan Pramuka PPDQ.
Dalam mengisi liburannya beliau pernah mondok di Pesantren Daar el Ulum Bogor dan Pesantren Cisantri Pandeglang, dibimbing oleh KH. Bustomi mempelajari kitab Alfiyah dan Tafsir Munir.
Tamat PPDQ pada 1992 beliau melaksanakan tugas pengabdiannya dengan mengajar selama setahun. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti HMI cabang Ciputat dan Senat Dakwah IAIN Jakarta, beliaupun tercatat sebagai anggota JIPI (Jaringan Informasi dan Pengkajian Islam).
Di samping kesibukan kuliahnya di IAIN Mulai 1996 beliau aktif mengajar di PPDQ,. Beliau meraih gelar sarjana S-1 pada tahun 1998 dengan judul skripsi “Konsepsi Pesantren Pariwisata Sebagai Sarana Dakwah Alternatif”.
Sejak menggantikan kedudukan Sang Ayah sebagai Pimpinan Pondok, kesibukannya makin bertambah karena harus bolak-balik untuk mengajar di PPDQ dan Pon-Pes La Tansa. Beliau berencana akan melanjutkan pendidikannya sampai S-3 sesuai dengan amanat sang Ayah.
Pada usia 27 tahun, Pada tahun 2001 melangsungkan kehidupan berkeluarga mempersunting muridnya sendiri Khaerunnisa putri pasangan Bapak Drs. H. Mahmud Yunus dan Ibu H. Suhanah, S. Ag, dan beliau dianugerahi dua orang anak bernama Ahmad Alief Al-Fawaz yang lahir pada tahun 2002 dan Putri Fakhira Hansa yang lahir pada tahun 2007.
Di tengah-tengah kesibukan beliau memimpin Pondok Pesantren La Tansa, beliau menyelesaikan program pasca sarjana (S2) di Universitas Muhammadiyah Jakarta (2006), dengan judul tesis “Keadilan dalam Poligami menurut Sayid Qutub”.
KH. Sholeh, S. Ag
“Enceh” adalah sapaan akrab beliau semasa kecil, sosok seorang hakim dan dosen merupakan impian dan dambaan masa depan yang dicita-citakannya.
Beliau dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 15 Oktober 1966 bertepatan dengan 1 Rajab 1386 Hijriah. Beliau adalah putra terakhir dari enam bersaudara (berurutan : KH. Sanusi, Hj. Embay Aisyah, Hj. Siti Aminah, H. Sofwani, A. Muslih, KH. Sholeh, S. Ag, MM). Ayah beliau bernama H. Rosyad dan Ibu Hj. Siti Ambiah (Alm).
Pada tahun 1979 beliau lulus Sekolah Dasar, tepatnya di SDN 1 Cilaja Pandeglang, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Pandeglang (1979-1982) lalu SMAN 1 Pandeglang (1982-1985).
Dengan semangat “Never Too Old To Learn” (Red) beliau menimba ilmu di pondok pesantren ternama di Indonesia Gontor Ponorogo Jawa Timur selama empat tahun (kelas intensif, 1985-1989).
Di OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) beliau mengemban amanat sebagai staf administrasi Pondok Gontor. Setelah menyelesaikan studinya di Gontor (1989) beliau mengabdi di SMU Abul Yatama Banda Aceh.
Lebih dari satu tahun mengabdi di pesantren tersebut, beliau melanjutkan studinya di IAIN Sunan Gunung Djati, Serang dan meraih gelar S.Ag pada fakultas perbandingan madzhab dengan judul skripsi “Negara Hukum Berdasarkan Al-Qur’an Dan Pancasila” (study comperative pada tahun 1994).
Kesibukan beliau selain kuliah yaitu privat dan bergabung dengan BPR Bank Syariah Muamalat, Cilegon,Banten. Tidak cukup sampai di situ, beliau melanjutkan S2 di Institut Pengembangan Wirausaha Indonesia (IPWI) dan mendapat gelar S2 (MM) pada tahun 2000 dengan judul Tesis “Strategi Pemasaran Produk PT. BPR Syariah Baitul Muawanah, Cilegon”.
Di kampus beliau aktif di HMI, Forum Komunikasi RemajaMasjid, Pandeglang dan ISTADA di Aceh, yang sekarang menjadi ketua STIE La Tansa Mashiro Rangkasbitung.
Soleh, S.Ag, MM, menikah pada tahun 1995 di usia 29 tahun dengan putri sulung Drs. KH. Ahmad Rifa’i Arief (Alm), yaitu Al Ustadzah Ernawati Shulhatul Imamah, S. Ag (24 tahun).
Saat ini keluarga beliau dikaruniai 3 orang putra yaitu : Ahmad Zulfi Ali Dawwas ( 8 tahun) dan Dzikri Adzkia Arief ( 5 tahun) dan Risna Amania Khusnaya(2 Bulan)
Beliau mengabdi di Pondok Pesantren La Tansa mendampingi Al-Ustadz KH. Adrian Mafatihullah Kariem, S. Ag. Untuk memimpin Pondok Pesantren La Tansa dan mengembangkan kampus perguruan tinggi La Tansa Mashiri, semoga beliau diberikan kekuatan dan istiqomah dalam pengabdiannya.
Santri Pondok Pesantren La Tansa selama 24 jam wajib menetap di dalam komplek pesantren, semuanya wajib mengikuti rangkaian disiplin pesantren yang telah ditentukan.
Dengan pola hidup yang sangat berdisiplin dan terpola secara sistemik diharapkan seluruh santri dapat mengatur pola hidupnya, hal ini senafas dengan salah satu poin panca jiwa pesantren yaitu kemandirian.
Pondok Pesantren La Tansa dengan potensi lingkungan edukatif yang dimiliki berusaha terus menciptakan atmosfir akademik yang kondusif dengan mendinamisasi seluruh lini kehidupan pesantren secara sinergis dan berkesinambungan.
Sehingga kehidupan para santri terpola secara sistemik, dan pada akhirnya tujuan paripurna dari idealisme luhur pendidikan Pondok Pesantren La Tansa dapat terwujud.
04.00 – 06.00 : Bangun pagi, sholat shubuh berjamaah dilanjutkan dengan kegiatan bahasa dan kajian kitab kuning.
06.00 – 06.45 : Sarapan pagi dan persiapan masuk kelas
07.00 – 12.15 : Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
12.15 – 14.15 : Sholat Dzuhur, Makan Siang dan Persiapan KBM
14.15 – 15.00 : Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
15.00 – 17.00 : Sholat Ashar, Istirahat dan Olah Raga
17.00 – 17.30 : Makan Sore
17.30 – 19.30 : Sholat Magrib dan pengajian perkelompok
19.30 – 20.15 : Sholat Isya
20.15 – 22.00 : Belajar Malam Terbimbing
22.00 – 04.00 : Istirahat
Pondok Pesantren La Tansa menyelenggarakan kurikulum terpadu antara Bidang Studi Umum (Kurikulum Depdiknas) dan Bidang Studi Agama (Kurikulum Pesantren) dalam satu sistem yang terpadu secara integral.
Kurikulum yang diselenggarakan di Pondok Pesantren La Tansa terbagi atas intra kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler.
Intra kurikuler merupakan kegiatan yang melibatkan tenaga pengajar secara langsung dengan sistem klasikal.
Ko-Kurikuler merupakan kegiatan tambahan santri (muatan lokal) yang wajib diikuti seperti muhadoroh tiga bahasa, kepramukaan, pelatihan komputer, keputrian dll.
Sedangkan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang boleh dipilih oleh santri dengan tidak mengesampingkan intra maupun ko-kurikuler.
Dalam perjalanannya, kurikulum Pondok Pesantren La Tansa senantiasa mengikuti dan mengadaptasikan diri dengan perkembangan kurikulum nasional, seperti telah dilaksanakannya KTSP yang hingga kini telah berjalan selama 3 tahun pelajaran.
Dalam rangka meningkatkan kualitas out-put yang lebih akurat dan memadai dalam konteks kebutuhan masyarakat luas yang variatif, maka dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain:
1. Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)
2. Pembinaan Tilawatil Qur’an
3. Latihan berpidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab)
4. Disiplin berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari
5. Diskusi dan Penelitian Ilmiah
6. Kepramukaan dan PKK
7. Pengembangan Olahraga
8. Pengembangan Seni Drumband, Qashidah dan Marawis
9. Pengembangan Seni Beladiri (Tapaksuci danPaku Banten)
10. Tahfidhul Qur’an
11. Pengembangan jurnalistik dan publisistik
12. Pengembangan Exacta (Lab Skill)
13. Pengembangan Teater
14. Disiplin hidup
Program Pesantren 6 (Enam) Tahun
SMP (Ma’had Mutawasithi)
Terakreditasi A SK. Badan Akreditasi Nasional No.01/BAS/MN/II/2006. Program ini diperuntukkan bagi siswa lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtida’iyah dengan masa pendidikan selama enam tahun, yakni ditempuh dari kelas satu berurutan sampai kelas enam.
SMA (Ma’had Tsanawi)
Terakreditasi A SK. Badan Akreditasi Sekolah No. 83/BAP-SM/M-SK/X/2015. Program ini diperuntukkan bagi seluruh santri Pondok Pesantren La Tansa yang melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan SMA-nya di Pondok Pesantren La Tansa
Serta santri pindahan dari Pondok Pesantren lain dengan terlebih dahulu mengikuti tes akademik yang telah ditentukan.
Pada jenjang ini ada dua jurusan pendidikan yang dipilih oleh santri yaitu jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
Program 4 (Empat) Tahun
Program penyetaraan Materi Pesantren & Bahasa untuk calon santri lulusan SLTP/MTs (1 Tahun); dilanjutkan
Program Pesantren SMU La Tansa (3 Tahun)
Program ini diperuntukan bagi santri lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiah (MTs).
Program ini dilaksanakan selama empat tahun, tahun pertama sebagai tahun pembelajaran matei-materi kepondokkan dan kebahasaan setingkat materi kelas satu dan dua SMP
Kemudian pada tahun kedua santri dari program ini terdaftar sebagai santri SMA dan duduk di kelas empat dengan memulai pembelajaran materi yang sama dengan santri dari program pertama (SMP).
Program SMK
Program ini diperuntukkan bagi seluruh santri Pondok Pesantren La Tansa yang melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan lebih tinggi dengan mengkhusukan pada bidang kejuruan yaitu SMK dengan jurusan Komputer Multimedia, Komputer Akutansi, Teknik Komputer dan Jaringan, serta Rekayasa Perangkat Lunak.
Demikian profil Pondok Pesantren La Tansa. Semoga bermanfaat. (AL)
Sumber: latansa.sch.id