Namanya juga pengantin baru, pasti suka saling ngegombal bersama pasangan barunya, apalagi pada waktu hari pelaminan. Ada saja hal receh yang bisa dijadikan bahan rayuan gombal. Semua itu diluapkan demi pasangan tercinta yang akan menemani hidup sampai nyawa tak dikandung badan lagi. Nah, ternyata ada cerita menarik dalam kitab Fathul Izar (فتح الإزار) tentang “rayuan gombal” pengantin baru. Kitab ‘seks Islami’ yang ditulis oleh KH Abdullah Fauzi itu pada bab awal menuliskan:
أَلَا تَرَى أَنَّ العَرُوسَةَ إِذَا قَالَتْ لِلْعَرِيسِ: لِمَنِ يَدَاك؟ قَالَ لَكَ وَاذَا قَالَتْ لَهُ: لِمَنْ أَنْفَكَ؟ قَالَ لَكَ وَاذَا قَالَتْ لَهُ ايْضًا: لِمَنِ عَيْنَاكَ؟ قَالَ لَهَا مُجِيبًا وَمُؤنِسًا: لَكَ وَهَكَذا
Artinya (dalam bahasa populer):
Kalian tahu nggak, kata penulis kitab, pada suatu acara resepsian ada seorang pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah tanganmu, mas?”
Tanpa basa-basi, sang pengantin pria menjawab: “Untukmu, dik”.
Belum puas digombalin suami barunya itu, pengantin wanita ngepoin lagi: ”Untuk siapakah hidungmu, mas?”
“Untukmu dong, sayang…” jawab pengantin pria dengan nada menggebu-gebu.
Karena masih ingin dibuat klepek-klepek, pengantin wanita itu masih saja kepo: ”Untuk siapa matamu, mas?”
Dengan penuh kasih sayang dia menjawab: ”Untukmu, duhai belahan jiwaku…”
Dari cerita pendek ini, adakah (calon) pengantin baru yang terinpirasi rayuan gombal dari kitab fathul izar?