IQRA.ID, Bogor – Dalam International Symposium on Religious Life (ISRL) 2020, para peneliti berbagai bidang keilmuan memaparkan hasil penelitian yang berkaitan dengan tema utama “Kehidupan Beragama, Etika, dan Martabat Manusia di Era Disrupsi”.
Menurut Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Achmad Gunaryo mengatakan, simposium internasional kali ketiga ini akan menyoroti peran agama dan etika di era disruptif, dimana era tersebut disinyalir telah mengikis nilai-nilai kemanusiaan dan martabat manusia.”
“Rangkaian acara 4 hari ini cukup padat dan bervariasi. Setelah pembukaan ini, misalnya, ada 3 plenary sessions yang menghadirkan para profesor dari dalam dan luar negeri. Selanjutnya ada 20 panel parallel sessions yang akan memaparkan 121 paper yang terseleksi dari ratusan paper yang masuk pada Call for Paper ISRL beberapa bulan lalu,” paparnya, di Bogor, Selasa (03/11), saat memberikan sambutan acara yang diselenggarakan oleh Kemenag itu.
“Tujuan simposium sebagai wahana bursa gagasan, membangun jaringan, bertukar pemikiran, dan upaya menjaring masukan-masukan untuk bahan kebijakan, mudah-mudahan akan tercapai,” sambungnya, sebagaimana dilansir oleh situs resmi Kemenag.go.id.
Simposium internasional ini, kata Gunaryo, menghadirkan pembicara dari 12 negara (Indonesia, Australia, Singapura, Vietnam, Thailand, Malaysia, Iran, Pakistan, Bulgaria, Belanda, Swiss, dan Amerika Serikat) dan akan dihadiri baik secara luring maupun daring oleh kurang lebih 700 peserta, dari dalam dan luar negeri.
International Symposium on Religious Life (ISRL) 2020 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat, khususnya Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan bekerjasama dengan Asosiasi Peneliti Agama Indonesia (APAI), Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS-UGM), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (Dodo/MZN)