IQRA.ID, Jombang – Menurut KH Yahya Cholil Staquf, Nahdlatul Ulama (NU) kini berkembang besar. Organisasi yang didirikan para ulama ini juga mempunyai tantangan yang cukup besar pula. NU di masa kini harus bisa memberikan pemahaman tentang agama dengan tepat kepada umat manusia di abad 21 ini yang hidup dalam peradaban baru.
Gus Yahya, begitu sapaan akrabnnya, menilai banyak pihak yang tidak memahami alasan dan tujuan agama diturunkan. Keberadaan agama terkadang justru menjadi sebab munculnya konflik antarsesama manusia. Demikian ini tentu sudah keluar dari peran agama itu sendiri.
Berdasarkan data yang ia kemukakan, konflik besar kerap kali terjadi akibat pemahaman terhadap agama yang tidak benar. Tatanan masyarakat dan peradabannya hancur akibat konflik ini.
“Di mana-mana agama di seluruh dunia itu cenderung memicu terjadinya konflik. PBB itu sekarang mengirim tentara atau pasukan perdamaian ke 34 titik konflik di seluruh dunia. Nah 26 dari 34 itu konflik yang berkaitan dengan agama,” ungkap Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu saat menghadiri acara Harlah ke-97 NU di Jombang, Jawa Timur, Ahad (15/3) lalu, sebagaimana dilansir Situs NU Online.
Untuk itu, persoalan ini harus ditanggapi dan diselesaikan dengan serius agar tidak terus meluas. Dalam konteks sejarah, agama Islam khususnya, selalu menekankan pada aspek perdamaian. Di samping itu juga menciptakan tatanan dan peradaban yang maju di tengah masyarakat, menjadikan manusia memiliki perangai yang mulai, dan seterusnya.
Bagi Gus Yahya, NU tidak boleh berkiprah sendirian. NU perlu menggandeng berbagai pihak untuk melakukan langkah-langkah konkret dan solutif untuk bisa menyelesaikan masalah ini. NU adalah organisasi besar yang tentu bisa menggandeng organisasi-organisasi lainnya. Tujuannya untuk bersama-sama menciptakan situasi yang harmonis dalam menjalankan setiap perintah-perintah agama.
“Nah, NU bersama-sama dengan yang lainnya harus menemukan jawaban ini. Agama ini perannya apa ke depan di tengah peradaban yang berubah, supaya agama menjadikan solusi bukan dari bagian dari masalah,” tutur Gus Yahya.
Perjuangan yang dilakukan secara bersama-sama akan lebih efektif. Begitu juga dengan hasil yang dicapainya tentu lebih masif.
“Apa yang menjadi perjuangan dalam NU itu harus mengajak sipapapun yang berkehendak baik untuk bersama-sama berjuang membangun tata dunia baru yang sungguh-sungguh adil dan harmonis. Berdasarkan akhlak mulia dan penghargaan atas kesetaraan hak dan martabat di antara sesama umat manusia,” ucapnya. (Syamsul Arifin/Muhammad Faizin/NU Online)