Disadari atau tidak masyarakat sebagai sebuah elemen sosial akan selalu mengalami suatu perubahan, baik secara sosial, ekonomi, agama maupun politik. Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut unsur-unsur sosial dalam masyarakat itu.
Perubahan itu dapat terjadi karena berbagai sebab intern maupun ekstern, sehingga keberadaannya mempengaruhi berbagai perubahan dalam aspek kehidupan. Perkembangan zaman memberikan aliran lain ke hilir kehidupan, zaman dulu memiliki seperangkat pengalaman dalam signifikansinya sendiri seperti hari ini, dan masing-masing memiliki kualitas yang berbeda.
Setiap generasi akan mengurus masalahnya apa adanya dan keadaan pada saat itu. Setiap generasi juga menciptakan sesuatu yang baru berupa ide untuk dan demi suatu perubahan sosial, yang tentunya bertujuan untuk suatu kebaikan.
Tuan Guru di Lombok telah menjadi individu yang paling menarik dan telah menunjukkan eksistensinya di arena publik sejak abad kesembilan belas. Istilah Tuan Guru adalah sebutan untuk seseorang yang memiliki ketelitian tinggi dalam ilmu agama yang diberi oleh masyarakat setempat sebagai wujud pengakuan oleh seseorang.
Seseorang diberi gelar Tuan Guru karena mereka telah terkonsentrasi di Timur Tengah (terkonsentrasi dengan para ulama terkemuka) atau telah melakukan perjalanan haji, memiliki himpunan pengajian (pendidik Majlis Ta ‘lim di beberapa tempat), atau sekolah Islam dan memiliki landasan dalam hubungan dengan orang-orang (jaringan sosial).
Dinamika kehidupan sosial masyarakat Sasak telah banyak dipengaruhi oleh Tuan Guru. Perannya di masa lalu merupakan pondasi awal pembentukan kondisi sosial keagamaan masyarakat muslim Sasak hari ini.
Sasak memiliki reputasi di seluruh Indonesia karena menjalankan bentuk Islam yang keras dan ketat. Perkembangan pengaruh Tuan Guru, yang dibarengi dengan penurunan status terhormat bangsawan Sasak di kelompok masyarakat Lombok, menyebabkan banyak bangsawan yang menerima Islam Wetu Telu lama-kelamaan masuk Islam Waktu Lima.
Tuan Guru memiliki andil yang sangat besar dalam memajukan kondisi sosial dan keagamaan masyarakat pulau Lombok. Kehadirannya di pulau Lombok merupakan instrumen vital dalam mendorong dan pembinaan aset daerah setempat. Geertz dan Hiroko Hirokoshi dalam penjelajahannya menunjukkan bahwa Kiai atau Tuan Guru adalah sosok tegas yang memiliki situasi signifikan di kehidupan individu.
Fungsi dan kedudukan Tuan Guru di tengah kehidupan masyarakat Sasak ialah sebagai sosok pemimpin dalam menghadapi arus perubahan zaman. Ia mengajarkan ajaran-ajaran spiritual yang sangat menekankan pada harmonisasi manusia dengan alam.
Oleh sebab itulah Tuan Guru bagi masyarakat muslim Sasak menjadi rujukan utama dan lensa ideologis mereka. Khususnya di dalam memahami dan mengevaluasi segala bentuk perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah kehidupan. Ia bahkan merupakan imam dalam segala hal, baik dalam bidang keagamaan, sosial, bahkan politik sekalipun.
Tuan Guru sering diminta kehadirannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pola kehidupan yang seperti ini semakin memperkuat peran Tuan Guru dalam masyarakat, sebab kehadirannya diyakini sebagai perantara berkah dari Tuhan. Misalnya, tidak jarang ia diminta oleh masyarakat untuk memberikan ceramah agama.
Perubahan sosial yang dilakukan oleh Tuan Guru di pulau Lombok sangatlah besar. Salah satunya adalah yang telah dilakukan Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Seorang pahlawan publik, penggagas Nahdlatul Wathan, yang memimpin orang Sasak Lombok Timur berperang melawan para penjajah Belanda.
Ia mendirikan sekolah Islam di bawah naungan Nahdlatul Wathan yang sampai saat ini terus eksis dan semakin maju. Pesantren dan sekolah didirikan oleh Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai tempat mengisi diskusi tentang penyebaran hikmah Islam, yang merupakan upaya awal dari Nahdlatul Wathan untuk mengajari orang-orang Sasak tentang kewajiban esensial mereka sebagai seorang muslim.
Tuan Guru dipercaya oleh masyarakat berdasarkan otoritas dan kharismatik yang dimilikinya. Otoritas dan kharismatik yang melekat pada Tuan Guru bahkan kerap kali melebihi pemimpin-pemimpin formal.
Dalam mengelola iklim sosial di sekitarnya, Tuan Guru melakukannya dengan sengaja dan sukarela sesuai dengan proses berpikir dan keinginannya. Dengan pekerjaan yang sangat esensial dalam kegiatan publik, Tuan Guru telah menjadi referensi bagi kehidupan individu di Lombok. Sebagai sosok yang tegas, Tuan Guru menjadi titik fokus perhatian para jamaahnya yang membutuhkan fatwa dan nasehat agama darinya.
Posisi Tuan Guru di tengah-tengah kehidupan masyarakat Sasak dapat dikatakan merupakan figur utama. Terutama dalam hal membentuk pemikiran keagamaan dan menata kondisi sosial masyarakat. Hemat penulis, Tuan Guru dan masyarakat Sasak merupakan dua hal yang tidak dapat untuk dipisahkan.
Membicarakan Tuan Guru adalah membicarakan masyarakat Sasak, dan membicarakan masyarakat Sasak ialah membicarakan Tuan Guru. Sebab, Tuan Guru telah memberikan andil yang sangat besar dalam perjalanan kehidupan masyarakat Sasak. Perubahan sosial yang dilakukan oleh Tuan Guru merupakan sebuah respons terhadap kondisi dan situasi sosial yang mengitarinya, yang ditunjukkan dengan cara keterlibatan secara langsung dalam masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat Sasak.
Pengertian masalah-masalah sosial yang dimaksud tersebut tidak hanya terbatas pada aspek kehidupan duniawi akan tetapi mencakup juga maslah-masalah kehidupan ukhwari yang berupa bimbingan rohani. Dalam pandangan seperti ini, menurut penulis Tuan Guru merupakan tokoh transformatif yang menjadi figur panutan yang utama bagi masyarakat muslim Sasak.