Kaum perempuan mempunyai peran penting dalam dunia periwayatan hadis. Banyak perempuan-perempuan yang meriwayatkan hadis Nabi Saw. Baik itu para istri Rasulullah Saw., maupun para sahabat perempuan yang lainnya. Salah satunya Ummu Salamah. Ummu Salamah, perempuan periwayat hadis terbanyak setelah Sayyidah Aisyah.

Ummu Salamah sendiri mempunyai nama lengkap Hindun binti Abi Umayyah ibn al-Mughirah ibn Abdullah ibn Umar ibn Mahzum al-Mahzumiyah. Lahir pada tahun 24 sebelum hijrah dari keluarga yang terhormat, yaitu Bani Makhzum.

Ayahnya sendiri mempunyai julukan zaadur rakib, yang berarti pengembara yang berbekal. Karena bila sedang melakukan safar (perjalanan), Abi Umayyah selalu mengajak teman dan tidak lupa untuk membawa bekal. Bahkan beliau juga mencukupi bekal temannya. Sedangkan ibunya bernama Atikah binti Amir bin Rabiah al-Kinaniyah yang berasal dari Bani Farras.

Sebelum dinikahi oleh Rasulullah Saw., Ummu Salamah menikah dengan Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Quraisy atau yang dikenal dengan Abu Salamah. Abu Salamah merupakan salah seorang sahabat yang termasuk ke dalam orang-orang yang memeluk Islam di awal.

Dari pernikahan dengan Abu Salamah tersebut, Ummu Salamah dikaruniai dua anak yaitu Umar dan Zainab. Akan tetapi, suaminya meninggal dalam Perang Uhud yang terjadi pada Jumadil Akhirah tahun 3 H sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Tahdzib al-Tahdzib.

Ummu Salamah meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw. sebanyak 622 hadis, sebagaimana yang diungkap oleh Agung Danarta dalam bukunya Perempuan Periwayat Hadis. Hadis-hadis tersebut tersebar di kitab-kitab seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibn Majjah, Sunan Abi Dawud, Sunan al-Darimi, Al-Muwaththa’ dan Musnad Ahmad ibn Hanbal. Sedangkan dalam Musnad Ahmad sendiri, setidaknya terdapat 280 hadis yang disandarkan kepada Ummu Salamah.

Ada beberapa hal yang menjadikan Ummu Salamah banyak meriwayatkan hadis Rasulullah Saw. Pertama, karena beliau termasuk assabiquna al-awwalun. Kedua, beliau pernah mengikuti hijrah ke Habasyah dan Madinah, dan hidup dengan Nabi Saw. dalam kurun waktu yang lama yaitu 6 tahun. Hal tersebut membuat Ummu Salamah banyak berinteraksi dengan Nabi Saw. dan mendapat banyak riwayat langsung dari Rasulullah Saw.

Setelah Rasulullah Saw. wafat, beliau juga masih hidup dalam kurun waktu yang cukup lama yaitu 49 tahun. Sehingga hal tersebut membuat Ummu Salamah mempunyai kesempatan yang cukup panjang, untuk mengajarkan berbagai ilmu yang diperoleh dari Nabi.

Apalagi beliau juga tetap tinggal di Madinah setelah Nabi wafat. Hal tersebut membuat orang-orang mudah untuk menemuinya. Selain meriwayatkan banyak hadis yang bersumber langsung dari Rasulullah Saw., Ummu Salamah juga meriwayatkan  hadis dari Abu Salamah dan Fathimah binti Rasulullah Saw.

Sebagai sosok perempuan yang banyak meriwayatkan hadis, tak jarang banyak yang mengambil riwayat darinya. Sebagaimana disebut oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Ishabah fi Tamyiz al-Shabahah. Terdapat nama-nama yang mengambil riwayat dari Ummu Salamah seperti dua anaknya yaitu Umar dan Zainab. Kemudian Ibn Abbas, Aisyah, Abu Saad al-Khudri, Amir ibn Umayyah, Mus’ab ibn Abdullah ibn Abi Umayyah, Abdullah ibn Rafi’, Safinah, Abu Wail, Nafi’Maula ibn Umar, dan para sahabat lainnya.

Ummu Salamah juga dikenal sebagai seorang perempuan yang cerdas dan matang dalam memahami berbagai permasalahan yang terjadi pada waktu itu. Beliau juga mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat ketika terjadi sebuah permasalahan.

Dalam beberapa riwayat, beliau juga yang menjadi penyebab turunnya beberapa ayat Alquran. Misalnya ketika beliau berkata kepada sebagian perempuan, “Semoga Allah Swt. juga mewajibkan pada kita kaum perempuan berjihad sebagaimana telah diwajibkan bagi para pria. Sehingga kita juga mempunyai kesempatan untuk mendapat pahala seperti yang mereka dapatkan.”

Adanya keinginan kaum perempuan untuk berjihad, langsung dijawab oleh Allah Swt. dengan menurunkan ayat 32 surah An-Nisa’. Begitu juga dengan ayat 195 surah Ali Imran yang menjawab kegelisahan Ummu Salamah.

Di mana suatu ketika Ummu Salamah berkata pada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, berkaitan dengan hijrah, kami belum mendengar Allah Swt. menyebutkan sedikit pun tentang perempuan.” Akhirnya, Allah Swt. pun menurunkan surah Ali Imran ayat 195.

Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, Ummu Salamah wafat pada tahun 61 H. Namun, para ulama berbeda pendapat terkait dengan umur dan tahun wafatnya. Ada yang mengatakan tahun 61 H, ada juga yang mengatakan tahun 59 H. Ada yang mengatakan beliau wafat di usia 81 tahun, versi lainnya pada usia 61 tahun.

Ummu Salamah adalah salah satu bukti bahwa perempuan juga bisa ikut andil dalam membangun sebuah peradaban. Bahkan di awal-awal Islam,  banyak kaum perempuan yang mempunyai peran dalam membantu dakwah Islam.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan juga mempunyai kapasitas dalam keilmuan dan berperan lebih banyak dalam dunia keilmuan sebagaimana yang dilakukan oleh Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah.

Leave a Response