Wabah virus corona kini sudah menjadi masalah global. Dampak yang ditimbul penyakit covid-19 itu sudah menjalar ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari sosial, ekonomi, politik, budaya, dan seterusnya. Termasuk dampak lainnya yakni virus corona mengubah cara ibadah umat Islam di berbagai negara di dunia.
Negara-negara mana yang umat Islam terkena dampak tersebut? Berikut beberapa laporan sebagaimana dilansir oleh Aljazeera.
Sejak Rabu (4/3), Kerajaan Arab Saudi melarang Umrah bagi jemaat luar negeri maupun warga negara setempat. Pihak kerajaan juga menghentikan orang asing untuk mengunjungi kota suci Mekah, Masjid Nabawi Madinah, dan situs-situs suci Islam lainnya.
Menurut laporan Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah, kebijakan itu sejalan dengan langkah pencegahan yang diambil oleh otoritas Saudi untuk mencegah penyebaran virus di negara Teluk. Hingga Kamis (12/3), Arab Saudi memiliki dua kasus coronavirus yang dilaporkan.
Haji tahun ini diperkirakan akan berlangsung dari 28 Juli hingga 2 Agustus. Biasanya jumlah jemaah haji sekitar tiga juta orang ke Mekah. Pihak berwenang belum mengumumkan tindakan pembatasan.
Sementara itu, Iran menghentikan ibadah shalat Jumat di kota-kota besar di seluruh provinsi. Negara ini sedang berjuang untuk menahan wabah covid-19, yang mana jumlah kasus dan kematian terus meningkat setiap hari. Pada Rabu (11/3), jumlah warga negara Iran yang terjangkit virus corona mencapai angka 9000 dan 354 meninggal.
“Penyakit ini menyebar luas. Ini mencakup hampir semua provinsi kami. Corona adalah penyakit global yang telah terinfeksi di banyak negara di dunia, dan kami harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani kepada kabinetnya.
Pemimpin Muslim Singapura menyarankan umat Islam di sana untuk menggunakan sajadah sendiri serta meminta untuk menahan diri untuk tidak berjabat tangan satu sama lain.
“Dalam keadaan seperti ini, kita tidak akan berjabat tangan. Tetapi jika Anda melakukannya, cuci tangan Anda, dan pastikan Anda tidak menyentuh wajah Anda. Ini hanya tindakan pencegahan bagi banyak dari kita yang selalu melupakan itu,” ujar Masagos Zulkifli, menteri yang bertanggung jawab atas urusan Muslim di Singapura.
Secara logistik tetap sulit untuk mengukur suhu para jamaah di masjid-masjid yang mencapai ribuan orang. Masagos menghimbau umat Islam harus tinggal di rumah jika mereka menunjukkan gejala-gejala virus corona.
Hingga Rabu (13/3) kemarin, ada lebih dari 170 kasus coronavirus di Singapura, dan sebagian besar pasien telah pulih.
Lembaga-lembaga Muslim di Inggris diminta untuk mengikuti saran kebersihan. Dewan Muslim Inggris atau The Muslim Council of Britain (MCB), salah satu organisasi payung Muslim terbesar di Inggris, telah meminta masjid dan sekolah Islam untuk menjaga keamanan jamaah, dengan mengikuti saran pemerintah.
“Banyak saran yang untuk penekanan pada kebersihan, sebab kebersihan adalah sejalan dengan tradisi Islam. Abu Malik Al-Ash`ari melaporkan bahwa Rasulullah saw. mengatakan, ‘Kebersihan adalah setengah dari iman’,” kata MCB di situs webnya, merujuk pada perkataan Nabi Muhammad.
Mereka menyarankan madrasah dan sekolah untuk menggalakkan cuci tangan. Selain itu, menghimbau masjid harus memiliki cukup sabun dan pembersih tangan, terutama di dekat daerah wudhu. Adapun jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Inggris pada Rabu (11/3) telah menembus angka 460.
Pemerintah Tajikistan meminta umat Islam untuk berdoa di rumah. Di Tajikistan sejauh ini tidak memiliki kasus yang dilaporkan, namun pihak berwenang telah menunda sholat Jumat. Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang berpenduduk sembilan juta jiwa ini telah menutup perbatasannya dengan negara tetangga Cina dan Afghanistan, serta Korea Selatan, Iran, dan Italia.
Akibat dihantui virus corona, Tajikistan juga membatalkan perayaan untuk Nowruz atau Tahun Baru Persia, yang dirayakan dari 21 hingga 25 Maret. (Zid)