Alhamdulillah, kita dianugerahi kembali kesempatan menikmati bulan Ramadan, bulan suci untuk kita semua, umat Nabi Muhammad. Bagi muslim atau muslimah yang berumur 40 tahun, mungkin sudah menyadari telah 30 tahun beribadah di bulan suci.

Bagi yang berumur 50 tahun, mungkin sudah merasakan nikmatnya bulan suci selama 40 tahun. Dan seterusnya. Bagi generasi milenial, kira-kira sudah berapa tahun merasakan bulan di mana Alquran diturunkan ini ?

Nah, tulisan ini, saya persembahkan untuk generasi milenial, yang mungkin belum terlalu berpengalaman memasuki bulan. Ini lima hal penting yang bisa kita siapkan:

Pertama, mari kita ikhlas menerima takdir Allah. Barangkali ada muslim atau muslimah yang belum lama kena musibah, ditinggal orang terdekat atau keluarga, mari kita ikhlaskan. Itu keputusan Tuhan. Bagi muslim dan muslimah, yang mungkin telah dianugerahi anak atau pasangan menjelang Ramadan ini atau saat Ramadan nanti, kita juga harus ikhlas dengan konsekuensinya. Ikhlas merawat dan mendidiknya. Ikhlas ini wujud dari rasa syukur juga.

Kedua, bagi yang memiliki sangkut-paut atau muamalah dengan sesama manusia, segera selesaikan. Jika ada yang salah, minta maaf. Yang dimintai maaf, jangan sombong, beri maaf dengan rasa hormat. Jika yang memiliki janji membayar hutang misalnya, segera dibayar.

Jika belum mampu membayar, datanglah, kasih penjelasan dan minta maaf. Yang memberi hitung, terimalah, tidak boleh menekan, lebih-lebih memang tidak punya. Jika soal-soal muamalah ini selesai, insya Allah, kita akan mudah dan khusyuk menjalankan ibadah.

Ketiga, memasuki bulan Ramadan, adalah memasuki “ruangan ujian”. Ujian penting di sini adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disyariatkan agama. Tidak hanya menahan diri dari makan, minum, bersenggama, di siang hari.

Tapi juga menahan diri dari perbuaatan tercela seperti bully, berbohong, kekerasan, intoleransi, termasuk tidak disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas kantor, rumah tangga, dan lain-lain.

Keempat, belajar. Belajar bagi muslim dan muslimah ini tak kalah penting dari tiga poin di atas atau poin nomor lima. Bahkan, dengan belajar ini, semua poin akan ada jalannya. Belajar inilah yang kita bisa memahami takdir (hablum minallâh), mengerti relasi manusia (hablum minannâs). Dan dengan belajar, kita bisa menjawab semua ujian-ujian. Belajarlah pada ahlinya, belajarlah pada sumber-sumber terpercaya.

Kelima, dermawan. Dermawan ini sifat yang paling penting untuk memahami empat poin di atas. Dermawan adalah sifat memberi, juga memahami sekaligus. Rasulullah adalah orang yang paling dermawan.

Dan puncak kedermawanannya terjadi saat Ramadan. Konteksnya memang materi. Tapi kedermawanan bisa juga diwujudkan dalam bentuk waktu, tenaga, dan pikiran. Intinya, semua itu untuk kebaikan.

Demikian muslim dan muslimah. Semoga Ramadan ini kita mendapat kesehatan, keberkahan, dan ampunan dari Allah swt.

Artikel ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris

Artikel ini juga tersedia dalam bahasa:
English

Leave a Response