Keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal adalah karunia Allah yang khusus diberikan kepada umat Nabi Muhammad. Keutamaan puasa Syawal yang melimpah menjadi salah satu motivasi umat Islam untuk kembali berpuasa setelah sebulan penuh menahan diri pada bulan suci.

Bagi umat Islam, Syawal adalah bulan kemenangan dengan ditandai hari raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal. Lalu sebenaranya, apa makna Syawal itu sendiri?

Bagi orang Arab, Syawal adalah mengandung makna peningkatan’, yaitu naik ke atas. Maksudnya, setelah Ramadhan berakhir, bukan berarti ibadah yang sebelumnya dilakukan secara intens pada bulan Ramadhan kemudian jarang dilakukan dan memudar. Justru sebaliknya, ketika bulan Ramadhan berakhir maka seorang muslim haruslah mampu meningkatkan amal ibadahnya.

Jika ia tidak mampu meningkatkan ibadahnya, setidaknya seorang muslim mampu mempertahankan kualitas ibadahnya yang ia lakukan saat bulan Ramadhan. Karena Ramadhan bukanlah bulan untuk menumpuk semua amal, melainkan menjadi madrasah dan lembaga pendidikan bagi seorang muslim untuk membentuk kepribadian karakternya. Sehingga menjadikan pribadi yang lebih taat lagi terhadap semua peraturan dan larangan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT.

Salah satu amal ibadah di bulan Syawal adalah dengan berpuasa selama enam hari setelah bulan Ramadhan. Puasa ini memiliki keutamaan yang sangat istimewa sebagaiman keterangan suatu riwayat hadits. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّال كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Seseorang yang berpuasa enam hari selepas Ramadhan seperti berpuasa setahun penuh, dan mendapatkan pahala seperti itu pula.

Selain itu, juga terdapat 5 keutamaan puasa Syawal yang jarang diketahui, seperti yang dijelaskan dalam kitab Lathoiful Ma’arif, yaitu:

Pertama, puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan disempurnakan olehnya seperti pahala puasa dahr atau puasa  seumur hidup. Yaitu, seperti yang telah disebutkan pada hadits sebelumnya, berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal seperti berpuasa seumur hidup, dan mendapatkan pahala seperti itu juga.

Kedua, puasa Syawal dan Sya’ban itu seperti mengerjakan shalat sunah rawatib sebelum dan sesudah shalat fardu. Dengan shalat sunnah ini akan melengkapi semua kekurangan dan ketidaksempurnaan yang dikerjakan pada shalat fardhu. Hal ini sebab sholat fardhu itu akan terlengkapi oleh shalat sunnahnya.

Dalam berpuasa juga seperti itu, banyak dari manusia yang masih memiliki kekurangan dalam ibadah puasanya saat bulan Ramadhan, maka membutuhkan ibadah lainnya untuk menyempurnakan ibadah fardhu tadi.

Ketiga, melaksanakan puasa setelah Ramadhan merupakan tanda diterimanya puasa Ramadhan tersebut, karena sesungguhnya, apabila Allah menerima amal seorang hamba maka akan Dia selaraskan orang tersebut dengan melakukan perbuatan baik setelahnya atau amal shalih lainnya.

Keempat, berpuasa seusai Ramadhan juga merupakan bentuk ucapan rasa syukur seorang hamba atas bulan Ramadhan yang merupakan bulan penghapus seluruh dosa dan dibukanya pintu rahmat Allah seluas-luasnya, yang kemudian mendapatkan pahala kemenangan saat Idul Fitri.

Kelima, sesungguhnya semua amal ibadah yang dengannya seorang hamba mampu mendekatkan diri kepada Allah SWT saat bulan Ramadhan tidaklah terputus dengan selesainya bulan Ramadhan, melainkan menjadi awal permulaan untuk meningkatkan ibadah dan istiqomah di kemudian hari.

Demikian beberapa manfaat, faidah, dan keutamaan puasa Syawal setelah bulan Ramadhan. Kita sebagai seorang mukmin yang taat hendaknya menjadikan bulan Ramadhan sebagai waktu membentuk karakter diri  dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sehingga tidak pantaslah amal ibadah yang sebelumnya kita lakukan secara intens pada bulan Ramadhan kemudian menurun dan berkurang setelah Ramadhan berakhir.

Leave a Response