IQRA.ID, Jeddah – Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Jeddah, Endang Jumali, menyebut jumlah kuota jamaah haji tahun ini adalah 1.000 orang. Sesuai kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, 70 persen jamaah merupakan ekspatriat yang tinggal di sana dan sisanya warga Arab Saudi.
“Lima warga negara Indonesia mendapatkan izin untuk melaksanakan haji tahun ini,” ujar Endang Jumali sebagaimana dikutip dari laman Republika, Selasa (28/7).
Lima (5) jamaah yang dilaporkan merupakan ekspatriat dari Indonesia berasal dari Kota Yanbu, Madinah, dan Riyadh, masing-masing satu jamaah. Sementara dari Jeddah terdapat dua orang. Endang menyebut, profesi di antara ekspatriat ini adalah guru Sekolah Indonesia di Riyadh (SIR), perawat, dan dokter.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Haji dan Kementerian Informasi Arab Saudi, jamaah dari 14 provinsi sudah masuk Makkah dan melakukan karantina lanjutan di hotel yang telah disediakan untuk akomodasi mereka.
Sejumlah 580 jamaah sudah tiba di Jeddah dan melanjutkan perjalanan ke Makkah pada 25 Juli. Pembagiannya, Provinsi Madinah 230 jamaah, Riyadh 171 jamaah, Ash Syarqiyah 53 orang, ‘Asir, Bahah dan Najran masing-masing 28 jamaah.
Provinsi Jizan, Al hudud ash Shamaliyah, serta Tabuk masing-masing 14 jamaah. Sisanya, merupakan jamaah dari wilayah lain yang tidak melewati Jeddah, seperti dari Jeddah, Taif, dan Kota Makkah itu sendiri.
“Kementerian Saudi menyiapkan langsung transportasi, makan, dan akomodasi jamaah. Untuk bus, diisi 12 hingga 15 jamaah untuk menjaga jarak antarjamaah,” kata Endang.
Ia juga menyebut, akomodasi jamaah selama di Makkah berada di Aziziyah Janubiyah. Satu kamar diisi hanya satu jamaah. Di setiap kamar, Kementerian Haji Saudi sudah mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan jamaah secara lengkap, termasuk payung, masker, hingga alat spray wajah.
Endang menambahkan, segala informasi terkait haji disediakan oleh Hajj Government Information Official atau media informasi resmi Kementerian Informasi Arab Saudi. Hal ini karena KJRI tidak dilibatkan secara langsung selama proses persiapan dan pelaksanaan haji.
“Tetapi, akses informasi dibuka oleh Kementerian Haji dan Kementerian Informasi Saudi,” ujar dia. (MZN)