Pada zaman Rasulullah Saw., ada banyak sahabat yang menyertai perjuangannya menegakkan agama Islam. Tak hanya dari golongan laki-laki, tetapi juga perempuan. Mereka tak pernah lelah membantu Nabi Muhammad mensyiarkan agama Allah yang membawa banyak perubahan.
Sejak kehadiran Islam, banyak hal berubah, terutama bagaimana Islam memanusiakan manusia, perbudakan tak lagi ada, dan hal-hal lain yang senantiasa menghadirkan kedamaian dan ketenteraman di hati kaumnya.
Asma’ binti Abu Bakar adalah satu dari sekian banyak sahabat perempuan Rasulullah yang turut serta berjuang menegakkan Islam. Putri sulung Abu Bakar al-Shiddiq tersebut menjadi salah satu perempuan paling menginspirasi dalam sejarah umat manusia. Salah satu wanita di Kota Makkah yang pertama masuk Islam.
Asma’ adalah sosok perempuan yang setia kepada sang suami, yaitu Al-Zubair. Laki-laki yang dipilihnya sebagai suami tersebut adalah sosok laki-laki yang tegas dan juga pekerja keras. Karena itu, Asma’ selalu bersikap setia, terutama dalam hal membantu pekerjaan sehari-hari sang suami.
Kesederhanaan sang suami membuat Asma’ tulus mencintainya dengan sepenuh hati. Zubair bukanlah laki-laki kaya yang hartanya melimpah, namun Asma’ tetap mencintainya dengan tulus dan penuh kesetiaan.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Usamah, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Asma’ binti Abu Bakar yang berkata, “Al-Zubair menikahiku tanpa memiliki harta, tanah, ataupun budak. Hartanya hanya seekor kuda. Aku yang memberi makan kudanya, mencukupi kebutuhannya. Aku menumbuk biji-bijian. Aku yang memberinya minum. Aku yang mengangkat airnya….”
Keterangan di atas menunjukkan bahwa Asma’ adalah sosok istri yang setia dan gigih membantu pekerjaan suami. Bahkan, Rasulullah pernah memergoki Asma’ di saat membantu pekerjaan suaminya membawa biji-bijian hasil kebun dari tanah Al-Zubair yang diberikan Rasulullah Saw.
Perempuan Ahli Ibadah
Asma’ juga dikenal sebagai sosok Muslimah yang ahli ibadah. Ketaatannya kepada Allah Swt. dibuktikan dengan kekhusyukannya dalam menyembah dan bersujud kepada Sang Khalik.
Al-Zubair, suaminya, menyebutkan apa yang dia lihat dari istrinya ketika dia menghadap dalam kekhusyukannya beribadah. Dia bercerita, “Aku pernah melihat Asma’ sedang melaksanakan salat dan aku mendengarnya membaca ayat ini, ‘Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka’ (QS Al-Thur [52]: 27).
Dia pun memohon perlindungan kepada Allah. Aku lalu berdiri dan dia pun masih memohon perlindungan Allah. Kemudian aku pergi ke pasar karena lamanya salat. Kemudian aku kembali, dia masih di tempatnya dan menangis memohon perlindungan kepada Allah Swt.”
Perempuan Periwayat Hadis
Asma’ juga dikenal sebagai sosok sahabat yang meriwayatkan sejumlah hadis. Ada puluhan hadis yang diriwayatkan dan juga dihafalnya. Ia dikenal sebagai wanita kedua dari dalam rumah keluarga Abu Bakar yang menghafal hadis-hadis Nabi. Asma’ meriwayatkan lebih banyak dua puluh hadis daripada suaminya. Dia meriwayatkan 58 hadis, sedangkan Al-Zubair hanya meriwayatkan 38 hadis.
Sementara itu, orang-orang yang meriwayatkan hadis dari Asma’ adalah kedua putranya, yaitu Abdullah dan Urwah; cucunya, yaitu Abdullah bin Urwah;, budaknya, yaitu Abdullah bin Kisan;, Ibnu Abbas; Muhammad bin Al-Mukadir; dan Wahab bin Kisan.
Hadis-hadis dan riwayat-riwayat Asma’ ada di dalam kitab Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim), Al-Sunan (Abu Dawud, Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-nasa’i, dan juga kitab-kitab Musnad). Al-Bukhari dan Muslim telah sepakat dalam 14 hadis, sedangkan Al-Bukhari dan Muslim sama-sama meriwayatkan 4 hadis dari Asma’.
Ada banyak kepribadian Asma’ yang layak menjadi contoh bagi para perempuan masa kini. Keperibadian yang melahirkan keteladanan untuk membentuk karakter atau pribadi yang baik bagi para perempuan. (*)