Kesedihan dan kesusahan adalah hal yang lumrah terjadi pada diri manusia. Manusia akan bersedih ketika realita tidak sesuai ekspektasinya. Tidak mampu menggapai yang disuka dan malah tertimpa hal yang dibenci. Di antara bentuk kesusahan itu adalah hutang.
Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan hati seseorang menjadi gelap. Susah menerima nasehat, sulit mendapatkan kebahagiaan, dan selalu merasa menderita. Tiga hal tersebut adalah kedhaliman, kemunafikan, dan hutang.
Apalagi kita memasuki musim pandemi Covid-19 di mana banyak hal yang kita suka tidak dapat dilakukan demi keselamatan bersama. Kabar tidak menyenangkan hampir terdengar setiap hari. Berbagai macam musibah mengelilingi kehidupan manusia.
Maka diperlukan upaya dan usaha agar tetap mampu bertahan menghadapi masa kesulitan yang tiada ujungnya ini dengan senantiasa berbahagia. Di antara caranya adalah dengan berdoa sesuai dengan yang Rasulullah Saw. ajarkan.
Bagaimanapun, secara hitung-hitungan matematika, penderitaan kita hari ini kalah jauh dibandingkan dengan yang Rasulullah Saw. alami dahulu kala. Ingat, semakin tinggi sebuah pohon, semakin besar pula angin yang menerpa.
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Shalih, Rasulullah Saw. bersabda:
“Barang siapa dilanda kesedihan dan kesusahan, maka berdoalah:
“Ya Allah, saya adalah hamba-Mu, urusan hidupku dalam kuasa-Mu. Dalam keseharianku berlaku hukum-Mu. Keadilan-Mu dalam keputusan atasku. Ya Allah, sungguh saya berharap dengan setiap nama yang engkau sendiri berikan kepada Dzat-Mu sendiri, atau tang Engkau tuliskan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara ciptaan-Mu, ataupun Engkau titipkan dalam ilmu tentang-Mu, jadikanlah Al-Qur’an bersemi di hatiku, menyinari dadaku, pelipurlara atas kesedihanku dan menghilangkan kesusahanku.”
Lalu ada seorang sahabat yang bertanya: “Ya Rasulullah, sungguh terdapat orang yang ditipu di antara kami, apakah doa ini juga diperuntukkan bagi orang yang ditipu?” Rasulullah Saw. menjawab: “Benar, lantunkanlah doa tersebut dan ajarkanlah. Sungguh barang siapa yang berdoa dengan doa ini, niscaya Allah Swt. akan menghilangkan kesedihannya dan memberinya kebahagiaan yang panjang.”
Aisyah ra berkata: “Ayahku, Sahabat Abu Bakar Ra. menjumpaiku dan bertanya apakah saya pernah mendengar doa dari Rasulullah Saw. yang beliau ajarkan kepada umatnya, sebagaimana Nabi Isa bin Maryam mengajarkannya kepada para murid-muridnya dan ia berkata: ‘Andai ada di antara kalian yang hutangnya sebesar gunung, maka Allah Swt. akan melunasinya’. Aisyah ra. pun menjawab bahwa Rasulullah Saw. pernah berdoa:
Diriwayatkan bahwa Hasan Al-Basri kedatangan seorang murid yang sangat memuliakannya. Ia memohon: “Wahai Abu Said, saya memiliki banyak hutang dan meminta Anda untuk mengajariku nama Allah Saw. yang besar (ism Allah al-a’dham).
Beliau lantas berkata kepadanya: “Jika memang demikian yang kamu inginkan, berdiri dan berwudlulah, lalu berdoalah:
“Ya Allah. Engkaulah Allah. Demi Allah, Engkaulah Allah yang tiada Tuhan selain-Mu. Lunaskanlah hutang dariku, dan karuniakanlah rizki kepadaku setelah (mampu melunasi) hutang”.
Keeseokan harinya si murid menemukan dua ratus ribu dirham dalam kantong kulit di tempat sholatnya. Di kantong itu tertulis: ‘Andaikan engkau meminta yang lebih banyak dari ini niscaya akan Aku berikannya kepadamu. Bagaimana bisa engkau tidak meminta surga?’
Si murid itu lalu sowan kepada Hasan Basri dan mengabarkan kejadian tersebut, lalu berangkatlah Hasan Basri ke rumah si murid dan menyaksikan dirham itu secara langsung. Si murid berkata: ‘Sungguh saya sangat menyesal karena tidak memohon surga kepada Allah Swt.’.
Hasan Basri lalu menjawab: ‘Sungguh orang yang mengajarimu nama Allah Swt. ini tidaklah mengajarkannya kecuali dengan mengharapkan kebaikan padamu darinya. Maka simpanlah nama Allah Swt. yang belum pernah didengar oleh para haji ini, sehingga menjadi rahasia’.
Malaikat Jibril As. mengajari Rasulullah Saw. yang ketika itu sedang menuju Gua Hiro dan ketakutan dari kejaran Kaum Quraisy. Abu Bakar meriwayatkan bahwa Jibril berkata: ‘Ya Muhammad, sungguh Allah Swt. menyampaikan salam kepadamu dan Dia juga mengajariku sebuah doa yang jika dibaca maka Allah Swt. akan memberikan benteng antara dirimu dengan mereka’ Rasulullah Saw. menjawab: ‘Ya. Jibril’.
Jibril pun menyuruh Rasulullah Saw. berdoa:
Doa ini secara khusus dituntunkan dan dibimbingkan oleh KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi untuk senantiasa dibaca seusai melaksanakan sholat Tasbih. Wallahu a’lam bis shawab.
KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi dalam Al-Fathat Al-Nuriyah (Tuntunan Sholat Sunnah Sehari Semalam)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Al-Ghunyah li thalibi thariq al-haqq.