IQRA.ID, Jakarta – Untuk menghadapi situasi pandemi global wabah virus corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini, seluruh umat manusia membutuhkan spirit dan semangat. Yang dibutuhkan hari ini adalah berita-berita positif dan penyemangat agar semua elemen masyarakat tidak menjadi gelisah dan semakin takut.
Dalam kondisi di mana banyak orang mendengar informasi dan kebijakan-kebijakan yang tidak jelas, Nahdlatul Ulama (NU) harus terus selalu memberikan dukungan penyemangat terutama penyemangat hati melalui doa-doa para kiai dan masyayikh.
Hal ini disampaikan KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) saat memberi mauidzah hasanah pada acara Doa Bersama dan Pertaubatan Global Bersatu Melawan Corona bersama NU Seluruh Dunia, Kamis (9/4) malam, sebagaimana dilansir oleh NU Online.
“Doa-doa para kiai ini yang sungguh sangat kita harapkan, masyarakat di bawah agar senantiasa ber-husnudzon. Kita senantiasa punya optimisme terhadap rencana-rencana baik yang akan Allah berikan kepada kita,” kata Pengasuh Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah ini.
Gus Yusuf pun mengutip firman Allah QS. al-Baqarah: 216 yang artinya: “Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
“Jadi kita harus terus berhusnudzon di samping terus kita berikhtiar dengan secara medis secara dhohir,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut Gus Yusuf menyampaikan apresiasinya kepada para pejuang Covid-19 yakni para tenaga medis dokter, perawat, dan relawan yang berada di garis depan dalam menangani para pasien Covid-19. Seluruh elemen masyarakat senantiasa mendoakan agar diberikan kekuatan lahir batin.
Gus Yusuf juga menyampaikan dukungan atas kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk senantiasa mengayomi masyarakat. Begitu juga Nahdlatul Ulama yang senantiasa melakukan ikhtiar dan penyejuk di tengah wabah ini.
“Terima kasih kepada NU yang terus memberikan lentera penerang kepada umatnya. Yakinlah bahwa rencana Allah adalah yang terbaik,” katanya. Apresiasi kepada NU dan para ulama sepuhnya juga disampaikan Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah.
Ia menyampaikannya dengan kalimat yang menarik: “Bila teman membuatmu kecewa, bila pasangan membuatmu terluka, dan bila corona membuatmu menderita, yakinlah Nahdlatul Ulama selalu datang dengan membawa cinta.”
Menurut Gus Miftah, contoh cinta nyata NU ini adalah ikhtiar bumi dan ikhtiar langit yang terus dilakukan oleh NU. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk mengetuk pintu langit melalui doa.
“Yang di-lockdown hanya buminya. Langitnya masih terbuka bagi hambanya. Kenapa hari ini banyak orang yang stres menghadapi problematika hidup? karena hatinya lebih dekat pada bumi dari pada langit,” tegasnya.
Gus Miftah mengajak semua umat Islam untuk terus optimis bahwa cobaan ini akan cepat berlalu.
“Ombak tidaklah terlalu besar, cuma perahu kita yang terlalu kecil. Ujian Allah tidaklah berat, cuma iman kita saja yang terlalu lemah. Jangan terlalu cemas karena kecemasan adalah ilusi buruk tentang masa depan. Daripada membuang waktu kita untuk cemas terhadap apa yang belum pasti terjadi lebih baik mempersiapkan diri untuk menghadapinya,” pungkas Gus Miftah. (Muhammad Faizin/Musthofa Asrori/NU Online)