Pengasuh Pesantren Tahfidz Qur’an LP3IA Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam “Tabligh Akbar” bersama para dosen dan mahasiswa di Telkom University menjelaskan tentang perkembangan Islam di Eropa karena jasa para pemain sepak bola muslim.
Berikut penjelasan Gus Baha:
Orang Inggris itu kalau mengenal Islam lewat Mohammed Salah, pemain sepak bola (Liverpool). Mereka tidak ingin mengamati kiai, justru yang mereka ingin amati adalah pemain bola.
Orang Prancis tidak benci Islam karena Zainuddin Yazid, dalam bahasa Prancis dikenal Zinedine Zidane. Dia imigran dari Aljazair (negara di benua Afrika).
Tapi, setelah Zidane membawa Perancis juara (Piala Dunia 1998), mereka kemudian tidak benci terhadap Islam. Zidane membawa kebanggaan Prancis juara dunia. Apalagi kalau tidak salah, waktu itu ada 3 pemain muslim di Timnas Prancis.
Orang mengira, warga Prancis tidak membenci Islam itu menunggu toleransi beragama lewat buku-buku, ternyata tidak, justru karena pemain sepak bola coba!!
Sampai jurnal-jurnal di Prancis setelah juara dunia, “Siapa bisa membenci orang Aljazair? Mereka harga kita, mereka martabat kita.”
Dahulu, pemain di Inggris kalau mau shalat atau puasa itu susah. Terus mereka mau meminta hak ketika musim puasa.
Tapi, menjadi mudah di luar dugaan. Manchester City dibeli oleh Sulaiman al-Fahim (pengusaha asal Uni Emirat Arab), ya sudah mau apa kalau yang punya (klub) adalah seorang muslim.
Akhirnya sekarang ada masjid, mau apa coba? Segampang itu kalau Allah mengubah dunia. Makanya disebut:
Semua itu kita ikhtiari, tetap yakin Allah yang punya cara.
Dalam sejarah yang terkenal, Islam masuk di Indonesia bukan lewat ustad, tapi lewat pedagang. Ya meskipun banyak versi para ahli sejarah tentang teori masusknya Islam di Indonesia.
Simak video sumber pengajian: “Gus Baha – Sepak Bola”