Dalam suatu pengajian tafsir bersama para santri, pengasuh pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan, Kabupaten Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal dengan Gus Baha menerangkan tentang cara-cara menghindar godaan setan.

Berikut penjelasan lengkap Gus Baha:

Saya minta kalau suka nikah ya nikah, yang suka makan ya makan. Setan itu paling jengkel dengan orang makan atau nikah yang melawan setan.

Ini dawuh nabi saya tidak buat-buat, “Yang menyelamatkan manusia itu al istirwah bil mubahah, menikmati barang mubah.”

Jadi, orang kalau sudah wusul (sambung) dengan Allah itu ditanya, “Engkau yang buat siapa?”

“Ya Allah.”

Hadzihil jibal (gunung ini) siapa yang buat?”

“Allah.”

Lama-lama setan itu tanya, faman kholaqollaha, Allah sendiri itu asal-usulnya dari mana?

Kata Nabi kalau sudah pertanyaan “faman kholaqollaha”, atau Allah itu sendiri asal-usulnya dari mana? Saat wujud itu bersama siapa? Terus kalau sendirian itu bagaimana? Falyantahi, maka kamu harus berhenti!

Saya sebagai orang alim yang bisa ngaji ya sering was-was begitu. Biasanya tak tinggal membuat mie, terus buat kopi Nescafe. Kemudian saya tinggal menonton televisi, ya film-film yang lucu-lucu.

Setan pastinya menunggu untuk menggoda, tapi saya tinggal saja. Hehe..

Oleh karena itu melihat acara TV orang alim itu lebih ibadah daripada sholatnya rukhin. Paham nggeh? Hehe…

Saya itu sampai melihat film anak-anak kecil dari mulai Marsha, ya yang lucu-lucu. Isteri saya sampai ingat, “Gus Baha kalau melihat TV yang lucu-lucu, dari Koboi Kampung, pokoknya yang lucu-lucu.”

Apabila setan sudah was-was itu sampai kemana-mana. Kalau semua yang buat Allah, Allah itu bagaimana? Nanti bagaimana? Kalau di surga selamanya itu bagaimana?

Tinggal nonton TV saja. Jadi, setan akan menggoda menunggu buat was-was.

Bisa menonton TV, ngopi, makan biar kenyang. Kalau kenyang kan pengen ngantuk.

Akhirnya setannya kan, “Waduh… Mau digoda kok ngantuk”.

Akhirnya saya tinggal tidur. Malah kakuati setannya, “Mau digoda kok orangnya malah tidur!”

Bangun tidur, ngopi lagi. Ternyata ngopi itu memang enak.

Makanya, orang alim yang berkata “ngopi itu enak adalah ibadah”. Karena melawan was-wasnya setan.

Jadi, sampai ada orang memiliki keyakinan wahdatil wujud, itu perkaranya seperti itu. Meyakini Allah berlebihan, Allah dianggap …..

Berhubung Allah ……. dianggap bersemayam di setiap orang. Sehingga memiliki kekuatan abadi. Buktinya orang di surga abadi, di neraka abadi.

“Berarti memiliki kekuatan tuhan, kan bisa abadi.” Lama-lama membayangkan sifatnya Allah ruh yang menempel ke manusia. Lama-lama menjadi manunggaling kawula gusti.

Itu karena diterus-teruskan. Seharusnya jangan seperti itu!

Ditinggal ngopi, ngeloni bojo kalau mau, kalau tidak mau ya sudah. Mau juga tepat-tepatan. Tapi itu ibadah, ibadah melupakan.

Tapi saya seringnya saya tinggal menonton TV. Tapi jangan tiru, kalau maqammu seperti saya ya tidak apa-apa.

Saya menonton TV sering tertawa, bukan karena filmnya tapi karena, “Kapok kowe [setan] ngenteni ape nggudo aku. Kowe kan gak roh ngelmune ulama (kapok kamu menunggu untuk menggodaku. Kamu kan tidak mengerti ilmunya ulama).”

Lho sanad saya itu musalsal. Oleh karena itu Nabi itu sering tertawa. Dan itu wasiat Nabi, kalau pertannyaan setan sudah sepeti itu, falyantahi, maka berhentilah! (Hafidhoh Ma’rufah)

Sumber sumber video pengajian ini: klik >> “Gus Baha – Kopi

Leave a Response