Ulama ahli Qur’an dan Tafsir asal Kab. Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam acara Haul ke-83 KH Sholeh Amin di Tayu, Pati, Jawa Tengah, pernah berpesan kepada para santri lulusan pesantren yang alim agar berani mengaku alim di masyarakat.

Berikut penjelasan Gus Baha:

Saya bolak balik bicara, kalau ada orang mengaku alim dikira sombong. Padahal dokter spesialis gigi tidak sombong, spesialis jantung tidak sombong, padahal tanpa ditulis kan tidak tahu.

Makanya, tidak ada yang bertanya fikih ke alumni pondok. Masalahnya pergi terus, di rumahnya tidak ada tulisannya. Seharusnya ditulis saja “ahli fikih medium”, “ahli Taqrib medium”, “ada masalah fikih hubungi kami”. Hehehe

Jadi jelas! Ini orang mau mencari dokter kandungan gampang, cari bar gampang, cari club gampang. Ini mau cari ahli fikih susah karena tidak ditulis. Harus diumumkan..!!

 

Abul Hasan Asy-Syadzili pernah berfatwa ketika ditanya, bagaimana hukum amal sirri (rahasia).

Dijawab, “Tidak, sekarang zamannya amal terkenal itu lebih baik dibanding rahasia.”

Dulu orang zina malu, orang maksiat malu. Sekarang maksiatnya terlihat, amal shaleh dirahasiakan, akhirnya dunia nampak penuh maksiat.

Coba kalau alumni pondok mengumumkan, “Saya hafidz Qur’an, saya hafidz 2 juz kalau setoran juz Amma saya bisa. Orang pun bisa konsultasi.”

“Saya ngaji Taqrib, khatam 2 kali. Atau saya pernah ngaji Fathul Wahab.” Sehingga orang nanti akan tahu. Tidak niat sombong, tapi mempermudah orang yang ingin mengambil manfaat.

Lha ini tidak ada yang menulis. Gayanya ikhfa’ (samar) semua, kayak tawadhu’, padahal tidak bisa beneran. Hehehe

Coba dipikir, Allah saja (dalam hadis):

Allah tanpa makhluk ya Tuhan, tapi kelihatannya tidak yang kenal. Akhirnya Allah menciptakan makhluk supaya tahu bahwa Dia itu Tuhan.

Saya itu senang terkenal alim, bukan karena niat sombong. Yang suka biar meniru alimnya, yang tidak suka biar hasud.

Padahal agama, di antara targetnya, harus muncul. Makanya orang yang memperlihatkan alimnya itu ada juga pembenarannya. Orang alim harus memperlihatkan kalau dia seorang alim.

Kalau ada orang mau ngaji, terus tidak yang mengaku alim. Kalau semua orang alim begitu, terus orang mau ngaji sama siapa?

Saya terkenal alim ya senang, karena kasihan Mbah Moen (KH Maimoen Zubair).  “Muridnya Mbah Moen lama kok bodoh, ya kasihan Mbah Moen.”

Jadi mengaku bodoh itu tawadhu’, tapi kasihan gurumu. Makanya kata Mbah Moen, kalau ada murid bodoh, yang bodoh aku atau gurunya?!

Kan malu punya murid bodoh, meskipun kamu niatnya tawadhu’ kan kasihan gurumu.

Saya minta, sekarang zamannya cara pandang berubah. “Kamu harus memperlihatkan taatmu, karena mereka sudah memperlihatkan kemaksiatan mereka.”

Link Ngaji Versi Video:

Gus Baha – Orang Alim Mengaku Alim

Ingin menyimak GUS BAHA lebih banyak lagi dengan translate BAHASA INDONESIA?

Leave a Response