KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam suatu majelis pengajian kitab bersama para santri pernah menjelaskan tentang masalah yang dihadapi oleh kalangan pekerja perihal ikut shalat jamaah atau tetap lanjut kerja dan shalat sendirian saja.

Berikut penjelasan Gus Baha:

Imam Abul Qasim al-Junaidi pernah ditanya seorang orang yang sedang bekerja. Kalau dia shalat jamaah dimarahi majikannya. Kalau tidak jamaah, dia kehilangan fadhilah (keutamaan) jamaah.

Kata Imam Abul Qasim al-Junaidi, “Shalat sendirian saja! Yang penting bisa menafkahi istrimu.”

Ketika ditanya, “Bukankah jamaah itu fardhu kifayah?”

“Jangan sampai gara-gara jamaah, kamu kehilangan nafkah. Nanti orang bisa menyalahkan shalat.”

Orang bisa dibalik, kan? Jangan sampai shalat menjadi ‘tersangka’. Misalnya, kamu ketika bekerja mengedarkan roti atau apapun, gara-gara jamaah jadi tidak bisa kerja. Kemudian istrimu marah, “Gara-gara jamaah….!”

Sehingga jamaah jadi ‘tersangka’ kan?! Hehe

Jadi kita ini bisa dibolak-balik. Apakah lebih menyelamatkan jamaah atau menyelamatkan pekerjaan?” Tentu pekerjaan!

Tapi, hal seperti itu jangan dijadikan hukum. Kalau menjadi hukum, nanti semua orang akan bekerja dan tidak ada yang jamaah.

Tapi, kalau jamaah semua dan tidak ada yang kerja, nanti semua laki-laki pengangguran akan berdalih, “Maaf ya dek. Ini demi syariat Islam, sehingga saya tidak perlu menafkahi.”

Ya repot!

Inilah pentingnya ulama. Ulama yang tahu betul tingkah laku Rasulullah.

Link Ngaji Versi Audio-Visual:

Gus Baha – Kerja atau Jamaah?

Leave a Response