Kolaborasi Sekolah dan Penyuluh Agama Islam untuk Moderasi Rohis
Remaja merupakan aset bangsa dalam menyongsong estafet pembangunan mengisi kemerdekaan. Rasa nasionalisme bisa terganggu dengan adanya paham intoleran yang sudah menyasar di kalangan remaja.
Arus globalisasi yang didukung kehadiran internet yang mampu menyusup dalam kehidupan remaja juga sebagai jalan efektif dalam penyebaran paham intoleran. Sehingga pihak pemerintah, masyarakat, orang tua, dan dunia pendidikan (sekolah) harus lebih hadir dalam rangka menanggulangi penyebaran pengaruh paham intoleran, salah satu jalan dengan program moderasi keagamaan.
Paham intoleran dapat mengganggu kehidupan masyarakat jika menyebar di kalangan remaja. Oleh karena itu, kegiatannya diarahkan agar Kerohanian Islam (Rohis) memiliki paham dan sikap keagamaan yang moderat dan toleran.
Langkah untuk mencegah sikap intoleran ini dilakukan dengan moderasi Islam, yaitu proses meyakinkan kelompok yang tidak moderat dan intoleran menjadi moderat dan toleran. Moderasi pada dasarnya merupakan proses meyakinkan kelompok intoleran untuk meninggalkan penggunaan kekerasan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Hasil penelitian Balai Litbang Agama Semarang tahun 2017 menunjukkan bahwa paham keagamaan siswa yang tergabung dalam Rohis antara lain dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern dari sekolah. Sehingga pernah terpengaruh ke arah pemahaman yang kurang toleran dan kontra kebangsaan. Sekarang sudah melakukan pengawasan yang ketat di mana setiap kegiatan Rohis harus sepengetahuan dan seizin Pembina Rohis.
Hasil penelitian selengkapnya klik di sini
Gambar ilustrasi: Tribun