Lima Hal yang Dapat Membentuk Kerukunan
Pesatnya arus teknologi informasi dewasa ini memang membawa berbagai dampak yang cukup signifikan. Sentuhan-sentuhan teknologi modern yang cenderung tidak bisa dilepaskan dari setiap lini kehidupan masyarakat telah memberikan banyak pengaruh tersendiri. Pola pikir dan perilaku masyarakat seakan-akan telah ditentukan oleh arah di mana teknologi itu berjalan. Akibatnya ketergantungan manusia terhadap kecanggihan teknologi tak bisa dihindarkan.
Penggunaan Gadget misalnya, dengannya siapapun bisa melakukan akses internet secara leluasa tanpa adanya batasan-batasan tertentu. Sehingga informasi yang didapatkan pun terkadang tidak valid darimana sumbernya. Dan mirisnya berbagai berita yang belum tentu benar atau salahnya dikonsumsi secara mentah oleh publik.
Akibatnya ruang media sosial hanya diisi dengan adu domba, ujaran kebencian, caci maki, fitnah, dan tindakan-tindakan tak berbudi lain. Dari sinilah akhirnya muncul perpecahan, ketidakrukunan, dan ketidakharmonisan antar sesama.
Maka dari itu di era disrupsi seperti sekarang ini, kerukunan dan perdamaian sangat mahal harganya. Masyarakat boleh saja menggunakan Gadget sepuas mereka, tapi kerukunan merupakan suatu prioritas yang tidak bisa ditawar.
Lalu apa sajakah hal-hal yang dapat mendatangkan kerukunan? Syekh Hafidh Hasan Al-Mas’udi dalam kitab Taisirul Khalaq Fi Ilmi Al-Akhlak menegaskan bahwa setidaknya ada lima hal yang bisa menjadi musabab dari kerukunan.
Pertama, agama. Semua agama, meskipun dalam hal-hal yang sangat prinsipil memiliki banyak perbedaan, namun substansi yang terkandung dalam setiap ajarannya relatif sama. Setiap agama pasti mengajarkan tentang nilai-nilai keselamatan, kebaikan, dan juga perdamaian. Dan tidak ada satupun agama yang memerintahkan untuk berbuat kerusakan, apalagi perpecahan.
Dalam Islam, kerukunan sangatlah dianjurkan demi menjaga persatuan dan kerukunan. Allah Swt. juga melarang para hambanya saling bermusuhan dan berbuat perpecahan.
“Berpegangteguhlah kalian semua dengan tali Allah dan janganlah bercerai berai ” (Q.S Ali Imran:103).
Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:
“Hendaklah kalian bertakwa dan saling memperbaiki hubungan kamu” (Q.S Al-Anfaal:1).
Dengan begitu agama Islam sangat melarang perpecahan dan memerintahkan untuk berbuat kebaikan kepada sesama manusia. Sedangkan kesempurnaan iman yang dimiliki oleh seseorang juga akan menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesamanya. Dan pada akhirnya terjalinlah suasana kerukunan dan perdamaian.
Kedua, nasab atau keturunan. Adanya kedekatan hubungan darah antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya tentunya akan memberikan ikatan kekeluargaan yang kuat. Sehingga di dalamnya akan memunculkan rasa kasih sayang dan kepedulian antar sesama. Dan hal tersebut akan berimplikasi pada terjalinya hubungan yang harmonis yang akan mendekatkan kepada datangnya kerukunan.
Selain itu seseorang yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan cenderung menjaga kerabatnya dari berbagai macam gangguan dan bahaya. Karena rasa kasih sayang yang ada, maka seseorang akan merasa bahwa kerabatnya adalah bagian dari dirinya.
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya kekerabatan jika pernah saling bersentuhan, maka akan saling menyayangi “
Ketiga, hubungan perkawinan. Salah satu hal yang sangat suci dan sakral dalam kehidupan manusia adalah pernikahan. Perkawinan ataupun pernikahan merupakan hal yang disunahkan oleh Rasulullah saw. Dan sudah barang tentu dari suatu ikatan pernikahan akan banyak hikmah dan manfaat yang didapatkan.
Di antaranya adalah sebagai tali pemersatu antara dua insan yang saling mencintai. Sehingga diharapkan akan melahirkan suatu ikatan cinta yang tulus, penuh kasih, dan keharmonisan.
Namun selain itu, perkawinan juga akan menyatukan dua keluarga ke dalam satu ikatan persaudaraan yang lebih dekat. Dua keluarga yang mulanya tak saling mengenal, dengan adanya ikatan perkawinan maka akan lebih mengenal satu sama lain dalam suasana kekeluargaan. Akibatnya keharmonisan, cinta kasih, kedamaian, dan kerukunan tidak hanya akan dirasakan oleh kedua mempelai, tapi juga akan berdampak kepada kedua keluarga besar dari masing-masing mempelai.
Berkaitan dengan hal tersebut, masih dalam kitab yang sama, Hafidh Hasan Al-Mas’udi mengutip perkataan dari Khalid Ibnu Muawiyah ra. yang berkata:
“Dulu orang yang paling aku benci adalah Zubair sampai setelah aku menikah dengan seorang wanita dari keluarganya, maka ia menjadi orang yang paling aku cintai.”
Keempat, berbuat kebaikan. Kebaikan yang dilakukan dengan tulus maka akan dibalas dengan kebaikan yang lebih besar. Kira-kira hal tersebut memang tidak hanya sekadar retorika belaka.
Pasalnya perbuatan baik yang kita lakukan terhadap orang lain, niscaya akan meluluhkan hati orang tersebut. Dan akan menjadikan orang tersebut membalas kebaikan kita dengan kebaikan yang lain. Sehingga akan terjadi kontinuitas timbal balik dalam kebaikan.
Maka dari itu, sudah seharusnya kita menjadi pelopor dari kebaikan-kebaikan yang ada. Karena kesadaran kita untuk selalu mengawali sebuah kebaikan sangatlah dibutuhkan dalam era seperti saat ini. Satu kebaikan yang kita lakukan, sesungguhnya telah menyumbang dalam membangun konstruksi kedamaian dan kerukunan.
Kelima, persaudaraan. Hafidh Hasan Al-Mas’udi mendefinisikan persaudaraan sebagai suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang didasari dengan rasa kasih sayang. Sehingga bisa saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Dan juga bisa saling mengingatkan untuk melakukan kebaikan dan mencegah suatu kemungkaran. Yang nantinya hubungan persaudaraan ini diharapkan akan diridlahi oleh Allah SWT. Serta akan mendatangkan banyak kebaikan.
Sebagai contoh adalah ketika Rasulullah saw. mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Beliau mempersaudarakan mereka agar dapat saling membantu dan mengasihi satu sama lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kokohnya hubungan dan kerukunan di antara mereka.
Kendati demikian hubungan persaudaraan tidak hanya terbatas dalam persaudaraan yang seiman. Tapi, seperti yang mafhum kita kenal setidaknya ada beberapa pembagian persaudaraan menurut para ulama.
Seperti Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, dan Ukhuwah Insaniyah atau Basyariyah. Sedangkan sebaik-baik persaudaraan adalah yang ada pada skala luas tanpa memandang berbagai sekat perbedaan yang ada. Karena darinya dapat mempersatukan semua hati dalam bingkai kerukunan.
Dengan demikian, kerukunan memang menjadi hal yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa hal di atas merupakan sedikit dari sekian banyak metode yang bisa menjadi sebab datangnya kerukunan. Arus teknologi modern biarlah terus berkembang. Tapi kerukunan harus terus tetap dipelihara dan dijaga sampai kapanpun. Wallahua’lam