Suara Perempuan dalam Gerakan Media Baru- Upaya perempuan dalam menyuarakan hak-haknya tidak selalu dilakukan dengan perlawanan, demo di jalan atau bahkan tindakan yang anarki. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyalurkan gagasan penting sebagai bentuk perlawanan di tempat yang tepat, sampai keadilan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan terjadi.

Seperti media baru yang cukup efektif menggiring opini masa. Digunakan sebagai saluran oleh para perempuan untuk memperjuangkan keadialan gender yang berupa teks, audio, dan video.

Di era revolusi industri 4.0 setiap orang membutuhkan teknologi untuk mengikuti perekembangan yang ada. Media baru (new media) mulai banyak diakses untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan murah. Maka banjir informasi pun tidak dapat dihindari dari derasnya arus informasi yang setiap hari makin banyak diproduksi oleh siapa saja. Seperti gerakan perempuan sebagai pembuat konten yang mulai masif memproduksi informasi seputar perempuan dan keadilan gender.

Keberadaan media baru seperti internet bisa melampaui pola penyebaran pesan media tradisional. Sifat internet yang bisa berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time. Nicholas Gane dan David Beer (2008) memaparkan karakteristik media baru dengan term network, interactivity, information, interface, archive, dan simulation.

Keberadaan media baru yang menjadi primadona untuk melakukan banyak hal. Seperti membangun sebuah citra diri atau membentuk sebuah gerakan-gerakan daring untuk mewacanakan suatu tema khusus. Hal ini sejalan dengan tumbuhnya gerakan daring yang masif dilakukan oleh perempuan untuk menyuarakan keadilan gender dan isu-isu perempuan. Bahkan mampu mengadvokasi korban yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual.

Munculnya beberapa situs web Magnalene, Konde, dan Mubadaah, juga berbagai platform media sosial yang fokus membahas seputar perempuan, merupakan refleksi dari gerakan perempuan yang ingin menyuarakan keadilan gender dan seksualitas, negara dan perempuan, keluarga dan relationship, juga isu-isu sosial lainnya.

Kemunculan platform media daring yang bertema khusus perempuan menjadi salah satu gerakan perempuan di dunia maya dalam mendekonstruksi budaya patriarki yang masih kuat mengakar di sebagian besar masyarakat.

Keterlibatan perempuan dalam media baru semakin masif digalakkan bertujuan untuk mendekonstruksi pemahaman yang masih bias gender dan misoginis. Dapat membangun relasi kerjasama yang baik. Keadilan diberikan bagi laki-laki dan perempuan baik di ruang publik maupun domestik. Selain itu juga memfasilitasi upaya advokasi bagi perempuan yang sedang memiliki kasus hukum untuk mendapatkan keadilan melalui gerakan-gerakan yang dilakukan melalui jaringan media perempuan.

Pesan-pesan tentang perempuan dan gender yang disebarluaskan melalui media daring secara terus menerus dapat mengkonstruk pemikiran seseorang untuk memahami persoalan perempuan dan gender yang ada di Indonesia. Upaya memperbanyak wacana tentang perempuan dan menyebarluaskannya  melalui media digital dapat menjadi alternatif untuk melakukan sosialisasi seputar perempuan dan keadilan gender.

Media baru (new media) mempunyai kekuatan untuk membangun opini secara massa lebih cepat daripada media cetak. Framing sebuah pesan yang dibangun dan disebarkan secara kontinyu di media dapat membangun opini masyarakat dengan mudah. Kontestasi wacana perempuan di media digalakkan oleh para feminis di situs web ataupun di media sosial.  Pemikiran perempuan dapat tersalurkan melalui wadah media yang sudah dibuat khusus untuk menampung semua problematika tentang perempuan dan isu gender yang terkait.

Gerakan perempuan dalam media baru merupakan salah satu bentuk resistensi dari perempuan untuk menghadapi media-media maskulin yang bisa menyudutkan perempuan. Sekaligus menjadi counter persoalan-persoalan perempuan di cyberspace.

Karena kejahatan seperti pelecehan seksual di dunia maya, sama halnya di dunia nyata. Harus ditindak tegas sebelum menjadi kejahatan yang akan dianggap lumrah terjadi di Indonesia. Bebasnya berekspresi dalam menggunakan media baru dapat mendukung gerakan perempuan di dunia maya terus tumbuh untuk menyadarkan masyarakat tentang relasi yang adil dan maslahatan.

 

Leave a Response