Salah satu fakta menarik tentang Alquran yang mungkin tidak kita sadari adalah bahwasanya Alquran merupakan salah satu kitab suci yang dihafal oleh jutaan manusia di dunia. Sejak awal mula diturunkannya—lima belas abad yang lalu—hingga detik ini, para penghafal Alquran tidak akan pernah ada habisnya.

Meski begitu, menghafal Alquranbukanlah perkara mudah. Belum nanti ketika sudah mendapatkan 30 juz, bisa dipastikan akan lebih sulit lagi dalam menjaganya agar hafalan tersebut tidak hilang dari memori kita.

Salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori mengatakan bahwa:

“Jagalah Alquran, karena demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Alquran itu sangat mudah lepas dibanding seekor unta lepas dari kandangnya.” (HR. Al-Bukhori).

Karena sulitnya menghafal itulah, Nabi Muhammad saw. mengapresiasi umat muslim yang belajar dan mengajarkan Alquran kepada orang lain.

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari dan mengajarkan Alquran.” (HR. Bukhori).

Di banyak negara yang mayoritas penduduknya muslim, mengahfal Alqurantelah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Sebanyak 12,3 juta atau sekitar 18,5 persen dari total 67 juta jiwa penduduk Mesir adalah hafidz al-Qur’an.  Sebanyak 7 juta jiwa penduduk Pakistan adalah hafidz al-Qur’an. Sebanyak 1 juta jiwa atau sekitar 20 persen dari penduduk Libya adalah hafidz al-Qur’an.

Namun, dari sekian banyak negara yang ada di dunia ini, ada salah satu negara di benua Afrika yang memiliki tradisi menghafal Alquran yang luar biasa sempurna. Sebut saja negara Syinqith atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Meuritania.

Negara Syinqith dihuni oleh penduduk yang mayoritas berasal dari suku-suku Arab. Kebanyakan dari mereka bernasab kepada Sayyid Hasan dan Sayyid Husein, yang merupakan putra dari Sayyid Ali bin Abi Thalib. Sebagian yang lain bernasab kepada sahabat Anshar. Sisanya bernasab kepada Humair.

Sebagai negara yang memiliki tradisi menghafal Alquran terbaik di dunia, Syinqith sangat dihormati dan disegani oleh tokoh agama dari belahan dunia manapun. Selain karena kekayaan ilmu yang dimiliki oleh negara Syinqith, juga karena sistem pendidikan di sana yang dikenal luar biasa dalam melahirkan para ulama yang diakui kredibilitas keilmuannya, terutama dalam kaitannya dengan Alquran.

Dalam salah satu hikayah diceritakan bahwasanya, jika terdapat anak kecil yang masih berumur 7 tahun dan belum hafal Alquran, maka akan menjadikan orang tua mereka malu sebab merasa gagal dalam medidik anaknya.

Selain itu, ada cerita unik lagi tentang bagaimana cara orang tua mereka mengasihi dan menyayangi anaknya sewaktu masih dalam kandungan.

Dikisahkan bahwa ketika ada seorang ibu yang sedang hamil, sang ibu tersebut tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk tidur saja. Akan tetapi, sang ibu akan menghabiskan waktu ketika hamil tersebut dengan muroja’ah hafalannya hingga merasa lelah dan letih.

Bukan hanya itu saja. Ketika bayi nanti sudah lahir, satu keluarga akan bersama-sama me-muroja’ah hafalannya. Dilanjut nanti ketika sang bayi sudah mulai bisa membaca Alquran dan mampu menghafalnya, ia akan muroja’ah langsung di depan orang tuanya.

Apa yang terjadi di  Syinqith sudah pasti bukanlah suatu kebetulan belaka. banyak faktor yang mendukungnya hingga menjadikan negara mereka menjadi salah satu negara terbaik dalam menghafal Alquran. Selain karena faktor orang tua, faktor lingkungan dan faktor tradisi yang diturunkan oleh para leluhur mereka juga sangat membantu mereka,

Dengan adanya tradisi menghafal yang sudah mendarah daging di hati para penduduk Syinqith, sudah sepantasnya bagi kita untuk meniru dan berkiblat pada mereka. Allah Swt. sangat memuliakan para penghafal Alquran. Bahkan, Allah Swt. akan meninggikan derajat suatu kaum karena kaum tersebut menjaga Alquran mereka dengan baik, entah itu dari menghafal, membaca, atau men-tadabburi setiap makna yang terkandung di dalamnya.

Allah Swt. akan merendahkan derajat kaum yang menganggap Alquran itu perkara yang sepele, perkara yang remeh karena malas atau bahkan tidak mau menghafal, membaca, ataupun men-tadabburi setiap petikan ayat yang tertera dalam aAlquran.

“Sungguh Allah Swt. meninggikan derajat sebagian kaum dengan al-Qur’an dan merendahkan derajat kaum yang lain dengannya.” (HR. Muslim).

***

Sumber : Rihlah Tahfizh: Metode Pendidikan danMenghafal Al-Qur’an ala Ulama’ Syinqith. (Judul Asli: Thariqah Hifzh Al-Qur’an ‘Inda Asy-Syanatiqah li Awwal Marrah: Khiththah Al-Hifzh Al-Mutqan, Nizham Wajbat Yusa’id Ala Al-Hifzh) Ibrahim bin Ubbu al-Hasaniy asy-Syinqithi. Penerjemah:Ahmad Awlad Abrah. Penerbit: Lirboyo Press. Cet-1. 2006.

 

Leave a Response