Said Nursi adalah seorang pembaharu Islam dari Turki berpikiran modern dan moderat yang menulis lebih dari 130 risalah. Sejak kecil ia dikenal sebagai seorang anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa dan akhlak yang baik sehingga terlihat begitu cemerlang di antara yang lainnya.

Syekh Fathullah Effendi yang merupakan guru dari Said Nursi memberinya gelar Badiuzzaman “Kekaguman Zaman” karena kecemerlangannya. Diceritakan bahwa Said Nursi dapat menghafal sebuah kitab hanya dalam waktu yang sangat singkat.

Saking cerdas dan pandainya, Said Nursi membuat teman-temannya iri dan minder, sehingga banyak murid yang protes ke guru-gurunya karena kemampuannya melampaui jauh teman-temannya, dan guru-guru cenderung lebih sayang kepadanya.

Kecerdasan Said Nursi membuat para guru penasaran bagaimana orangtua Said Nursi merawat dan membesarkannya sehingga menjadi anak yang cerdas. Berangkatlah para guru ke desa tempat di mana orangtua Said Nursi tinggal. Said Nursi tinggal dan belajar di Istanbul sedangkan orang tuanya tinggal dan hidup di pedesaan.

Sesampainya di rumah orangtua Said Nursi, ditanyakanlah rahasia bagaimana Said Nursi bisa menjadi seorang yang pandai dan cerdas kepada ibunya.  Ibu Said Nursi menjawab:

“Ketika sebelum hamil, sedang hamil, melahirkan, menyusui dan sampai membesarkan Said Nursi aku selalu melanggengkan wudu. Selalu menjaga keadaan tetap suci, ketika batal maka aku langsung berwudhu Kembali.”

Maka diketahuilah rahasia dari ibunya bahwa ia selalu dalam keadaan suci dikarenakan mendawamkan wudu setiap saat.

Para guru masih penasaran: Adakah rahasia amalan yang dilakukan ayah Said Nursi sehingga mempunyai anak yang pandai dan cerdas.

Ketika ayah Said Nursi pulang dari perkebunan dengan menuntun seekor sapi, ditanyakanlah kembali pertanyaan yang sudah ditanyakan kepada ibunya, yakni bagaimana rahasianya mempunyai anak yang pandai dan cerdas seperti Said Nursi.

Sang ayah menjawab, “Lihatlah kepada sapiku, mulutnya dalam keadaan terikat mulai dari perkebunan sampai pulang kembali ke rumah, itulah rahasianya.”

Para guru kebingunan, apa hubungannya kecerdasan anak dengan mulut sapi yang terikat?

Ayah Said Nursi kemudian menjelaskan:

“Aku mengikat sapiku karena khawatir selama perjalanan sapi ini memakan rumput atau daun yang ada di jalan atau di pekarangan tetangga. Karena rumput dan daun itu tentu saja bukan milikku, aku menjaga supaya sapi ini tidak memakan sesuatu yang syubhat dan haram.

Sehingga dipastikan aku mendapatkan rizki dari hasil pekerjaan dan sumber yang benar-benar jelas kehalalannya, dan tidak memberikan makanan kepada istri dan anakku dengan sesuatu yang haram dan syubhat.”

Ternyata rahasia kecerdasan dan kecemerlangan Said Nursi adalah dikarenakan amalan ibunya yang selalu mendawamkan wudu dan amalan ayahnya yang selalu memastikan istri dan anaknya memakan makanan yang halal.

Demikianlah rahasia kecerdasan dan kecemerlangan Badiuzzaaman Said Nursi, mudah-mudahan kita dapat meneladani amalan-amalan tersebut sehingga kita mempunyai anak yang cerdas, cemerlang, dan saleh. Wallahu A’lam Bishawab.

Leave a Response