Surat Yasin (يٰسۤ) termasuk dalam golongan surat makkiyah (yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah). Dalam kitab Tafsir Surah Yasin karya Syekh Hamamy Zadah atau sering disebut Yasin Hamamy, diterangkan tentang asbabun nuzul, keutamaan serta tafsir surat Yasin.
Asbabun nuzul (sebab turun) surat Yasin adalah pada waktu itu kaum kafir Quraisy tidak beriman terhadap kenabian Nabi Muhammad SAW. Mereka menganggap bahwasannya Nabi Muhammad adalah anak yatim asuhan pamannya bernama Abu Thalib. Selain itu, mereka menganggap Muhammad tidak pernah pergi ke suatu majelis untuk berguru kepada seseorang guna menuntut ilmu. Sehingga bagi orang Quraisy, bagaimana bisa sosok Muhammad disebut sebagai seorang nabi?
Kaum Quraisy pun masih tenggelam dalam euforia kekafiran mereka. Hingga pada akhirnya Allah SWT. menurunkan surat ini sebagai sanggahan atas opini kaum kafir terhadap Nabi. Surat Yasin menjadi saksi atas kenabian dan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Keutamaan surat/surah Yasin bisa ditemukan dalam suatu hadits yang mana Rasulullah bersabda tentang keutamaan yang terkandung di balik surat Yasin:
“Sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki inti. Dan inti dari Al-Qur’an adalah Yasin. Barang siapa yang membacanya, maka Allah akan mencatat baginya pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”
Dalam hadits lain juga disebutkan, bahwasannya setiap orang muslim baik laki-laki maupun perempuan, apabila mereka dalam keadaan sakaratul maut, lalu mereka dibacakan surat Yasin, maka turunlah malaikat sejumlah bilangan ayat surah tersebut.
Dan setiap huruf itu terhitung sepuluh malaikat. Kemudian malaikat tersebut berbaris di sisi mereka serta memohonkan rahmat dan ampunan bagi mereka, lalu menyaksikan pemandian mereka, serta ikut mengantarkan jenazah mereka.
Selan itu, berikut hadits Nabi yang lain tentang keistimewaan surah Yasin:
“Perbanyaklan membaca surat ini (Yasin), karena terdapat banyak sekali kekhususan-kekhususan didalamnya.”
Dikatakan dalam syarah (penjelasan) hadits ini terdapat beberapa keutamaan dari Surat Yasin:
Pertama, barang siapa saja yang lapar lalu membaca surat ini, maka Allah akan memberikan rasa kenyang kepadanya.
Kedua, barang siapa yang dalam keadaan takut lalu membaca surat ini, maka Allah akan menghilangkan kesedihan dan ketakukannya.
Ketiga, barang siapa yang fakir lalu membaca surat ini, maka Allah akan melunasi hutang-hutangnya.
Keempat, barang siapa yang memiliki hajat lalu membaca suraht ini, maka Allah akan memenuhi hajatnya.
Kelima, barang siapa yang membaca surat ini pada pagi hari, maka ia akan berada dalam lindungan Allah sampai sore hari.
Keenam, apabila suatu negara dibacakan surah ini, maka diangkatlah bencana, kekeringan, kekurangan, penyakit tho’un (wabah), serta penyakit dari negara tersebut dengan segala kemuliaan surah tersebut.
Ketujuh, barang siapa yang membacanya pada malam hari, maka keluarganya akan berada dalam lindungan Allah sampai pada pagi harinya.
Kedepalan, apabila surah ini dibacakan kepada seorang mayit yang biasa bermaksiat, maka siksaan bagi mayit tersebut akan diringankan.
Kesembilan, apabila mayit tersebut bukan dari seorang yang ahli maksiat, maka kebahagiaan dan ketenangan mereka didalam kubur akan bertambah. Karena sesungguhnya kubur itu bisa menjadi taman dari beberapa taman di surga, atau bahkan sebuah lubang dari beberapa lubang neraka.
Tafsir surat Yasin diawali dari kata/lafal “Yasin” (يٰسۤ) yang mana memiliki beberapa penafsiran yang berbeda. Dalam kitab Yasin Hamamy disebutkan tafsir makna Yasin adalah memiliki lima pendapat:
Pertama, sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa lafal Yasin ini berasal dari kata ‘Yaa Insaan’ (wahai manusia). Manusia di sini yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW.
Kedua, yang dimaksud dengan lafal Yasin adalah Yaa Sayyidal Mursalin.
Ketiga, sebagian ahli tafsir berkata bahwa Yasin ini adalah nama dari beberapa nama Al-Qur’an.
Keempat, bahwa lafal Yasin adalah nama dari beberapa nama Allah SWT.
Kelima, maksud kata Yasin adalah sebuah nama surat.
Dalam Tafsir Syekh Istirobadzi dijelaskan bahwasa Allah itu memiliki empat ribu (4.000) nama. Di antaranya yakni, seribu (1.000) nama yang hanya Allah saja yang mengetahui. Tidak ada yang mengetahui selain-Nya. Seribu (1.000) nama yang hanya malaikat saja yang mengetahui. Seribu (1.000) nama yang tercatat di lauh al-mahfudz, sehingga manusia pun tidak bisa mengetahui.
Tiga ratus (300) di antara yang lainnya yakni tertulis dalam kitab Taurat, tiga ratus (300) yang lain tertulis dalam kitab Injil, tiga ratus (300) yang lain tertulis dalam kitab Zabur, serta seratus (100) lainnya tertulis dalam kitab Al-Qur’an.
Nama-nama Allah yang jumlahnya seratus—yang tertulis di dalam Al-Qur’an—ini telah umum diketahui sembilan pulu sembilan (99) nama atau disebut al-asma al-husna.
Sedangkan sisa satu nama Allah ini, tidak ada yang mengetahuinya kecuali para nabi dan rasul Allah. Dan satu nama Allah ini merupakan ismul a’dzam (nama yang paling agung).
Kendati satu nama Allah ini tidak ada yang mengetahui kecuali para nabi dan rasul, maka cara mudah supaya kita bisa melafalkan ismul a’dzam tersebut yakni dengan cara mengkhatamkan Al-Qur’an sepenuhnya. Wallahu a’lam.