Bangsa ini harus meningkatkan solidaritas dan kohesivitas sosial, khususnya dengan sesama tetangga. Virus Corona ini menyebabkan beberapa orang kehilangan mata pencarian atau mengalami penurunan pendapatan serta kualitas hidup secara drastis.

Dalam konteks ini, maka antar tetangga harus saling membantu dan bekerjasama supaya kehidupan tetap berjalan dengan baik. Ingat sabda Nabi:

(ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره (رواه البخاري ومسلم

Orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir maka muliakanlah tetangganya. (HR. Bukhari-Muslim)

قيل يا رسول الله إن فلانة تصلي بالليل وتصوم النهار وفي لسانها شيئ تؤذي جيرانها سليطة ؟ قال : لا خير فيها هي في النار

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, sesungguhnya seorang perempuan shalat malam Dan berpuasa siangnya, namun ucapannya menyakiti tetangganya, saliithah (banyak bicara yang menyakitkan, seperti mencela dan lain-lain)? Nabi bersabda: tidak ada kebaikan pada perempuan itu, ia di neraka.

 وقيل له : أن فلانة تصلي المكتوبة وتصوم رمضان وتتصدق بالانوار من الاقط وليس لها شيئ غيره ولا تؤذي بلسانها جيرانها ؟ قال: هي في الجنة

Ditanyakan kepada Nabi: sesungguhnya ada perempuan yang hanya shalat wajib, berpuasa bulan Ramadlan, bersedekah dengan sepotong susu yang keras, dan ia tidak punya amal yang lain, namun ia tidak menyakiti tetangganya dengan ucapannya? Nabi bersabda: perempuan itu di surga. (HR. Ahmad Dan Hakim).

Hadis Nabi di atas menyadarkan kita bahwa kepedulian yang tinggi kepada tetangga menjadi tanda keimanan yang sesungguhnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Jangan sampai ibadah vertikal kepada Allah Dan Rasul-Nya, seperti shalat Dan puasa, tidak ada efek positif bagi ibadah horizontal kepada sesama, khususnya tetangga.

Saat wabah virus corona melanda seperti sekarang ini, solidaritas sosial kepada tetangga harus digalakkan. Islam memberikan konsep hebat dalam merekatkan solidaritas tetangga dan melarang melakukan hal-hal yang menyebabkan kerenggangan hubungan kepada tetangga.

Beberapa ajaran Islam kepada tetangga sebagaimana disampaikan Dr. Mustafa al-Bugha dan Muhyiddin Mistu dalam kitab al-Wafi fi Syarhi al-Arbaina an-Nawawiyyah adalah sebagai berikut:

Pertama, menolongnya saat butuh. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

(ما امن بي من بات شبعان وجاره الي جنبه جائع وهو يعلم (رواه الحاكم

Tidak dianggap orang yang beriman kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangga sampingnya lapar, sedangkan ia tahu. (HR. Hakim)

(أوصاني خليلي صلي الله عليه وسلم إذا طبخت مرقا فأكثر ماءه ثم انظر الي أهل بيت جيرانك فأصبهم منها بمعروف (رواه مسلم

Abu Dzar berkata: kekasihku Nabi Muhammad Saw. berwasiat padaku “jika kamu memasak kuah (dari daging atau yang lain), maka perbanyak airnya, kemudian lihat penduduk rumah tetanggamu, lalu berikanlah air kuahnya kepada mereka dengan baik. (HR. Muslim).

Kedua, membantu tetangga dan memberikan kemanfaatan padanya . Nabi Muhammad Saw. bersabda:

(لا يمنعن أحدكم جاره أن يغرز خشبة في جداره (رواه البخاري ومسلم

Salah satu dari kamu semua jangan melarang tetangganya untuk menancapkan kayu di dindingnya. (HR. Bukhari-Muslim)

Ketiga, memberikan hadiah. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

(لا تحقرن جارة لجارتها ولو فرسن شاة (رواه البخاري

Janganlah tetangga menghina tetangganya, meskipun dengan tulang kambing. (HR. Bukhari)

Ajaran di atas seyogianya menggugah kita untuk aktif memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya kepada tetangga. Lebih baik jika kita mampu sebagai penggerak kepedulian kepada tetangga dengan menjadi teladan dan mendorong orang lain untuk membantu tetangganya. Lebih hebat lagi jika gerakan ini di-back up oleh organisasi yang amanah sehingga tepat sasaran. Wallahu a’lam. (MZN)

Leave a Response