(Memperingat Ilmuan Hassan Hanafi) Tuan, himpunan ilmumu khazanah umatKupasan keberanianmu membawa berkatTerkenal antara pemikir yang tak kenal penatMemikirkan peradaban yang kian
Pada senyumAda banyak tatap yang rinduWajah cahaya memancarDari sujudmu Tampak seakanSekujur tubuhAdalah wajah sujudBerbinar penuh kharisma Bukan kanuragan yang bapak teladankanKebersahajaanSaat berdiri
Terdengar heningSunyi dan sesak yang melengking di telingaUsai membaca bukuRupanya requiem yang menelisik telinga Bukan kicau-kicau burungAtau pita suara manusiaDinding-dinding rumah
Jumat BerkahPada hari Jumat berkahSebelum masjid penuh jemaahYang berserah menghadapkan wajahPermadani luas terhamparAyat suci mengantarLangit kubah dan menara bergetarSebuah pertemuan
Ini jiwa dan hatiKupersembahkan kepada-MuDan siang dan malamAku ingin kosong.*Aku hanya inginTangan-hati-MuMemelukku.* Aku mau lapar hauskuHanya untuk-MuKarena aku sebutirDebu yang fakir.*Kalau
Perempuan itu bukan tempat kamu halakan sindiran Bukan untuk kamu menderu kutukan Bukan untuk sesedap perlecehan Bukan untuk disorak ibu
TUBUH MAGRIB Akulah tubuh magrib ituhening terbaringtafsir-tafsir daun kering Suara azan dan debur ombaksamar di antara bulu merah burung senja Sempurnalah wajah
Pagi ini hujan lebat mengguyurkembali tidur bagi yang lembursuara gemericik air menyanggah panca indrakudi sela semilir angin menusukingatanku kembali padamu;
Puisi Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana – KH Mustofa Bisri atau Gus Mus merupakan ulama yang lahir di
Ketaatan seorang hamba kepada Ibu adalah ketaatan yang hanya bersumber kepada Allah Swt. Begitu besar kemuliaan seorang anak yang bisa