Pada senyum
Ada banyak tatap yang rindu
Wajah cahaya memancar
Dari sujudmu
Tampak seakan
Sekujur tubuh
Adalah wajah sujud
Berbinar penuh kharisma
Bukan kanuragan yang bapak teladankan
Kebersahajaan
Saat berdiri khutbah
Luka datang menerpa raga
Terhunjam bara dari entah siapa
Apa maunya;
Bapak terjatuh
Tangis ribuan jamaah mengucur geram
Bapak cuma bilang dengan enteng
”Kabeh anak-anakku lan santriku
Ora kena dendam
Lan ora kena anyel”
Bara meredam dalam diri pada umat
Bapak kembali tertawa
Dan pada tawa ada perindu
Tersedu-sedu oleh kemuliaanmu