Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama melalui Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan telah melaksanakan kegiatan Dialog Siswa Lintas Agama yang dimulai selama pelayaran dengan KM. Nggapulu dari Tanjung Priok Jakarta ke Tanjung Perak Surabaya pada tanggal 31 Agustus 2019, dan berlanjut di Kota Surabaya sampai tanggal 3 September 2019.
Penyelenggaraan kegiatan Dialog Siswa Lintas Agama ini dilatarbelakangi adanya potensi sikap-sikap keberagamaan yang intoleransi di kalangan siswa di sekolah. Walaupun angka sikap intoleransinya tidak begitu besar, tetapi potensi tersebut harus diantisipasi. Karena kalau dibiarkan dapat berkembang menjadi besar dan liar sehingga akan sulit untuk mengatasinya.
Potensi sikap keberagamaan yang intoleran sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian survei yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada tahun 2012 tentang keberagamaan siswa SLTA yang mencakup seluruh pulau Jawa dan Sulawesi menemukan adanya potensi tersebut.
Temuan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan lainnya pada penelitian terbatas (hasil studi awal) tahun 2014 terhadap sikap keberagamaan siswa di Sulawesi Tengah (tiga kab/kota), dan Kalimantan Barat (3 kab/kota) yang mencakup 18 SLTA, ditemukan bahwa 5,3% siswa tidak setuju berteman dengan orang yang berbeda agama.
Terakhir, hasil jajak pendapat yang dilakukan Balitbang Kompas yang dimuat 13 Mei 2015, menemukan bahwa 17,9% toleransi antar umat beragama di Indonesia semakin lemah.
Untuk itu, Menteri Agama melalui Kepala Badan Litbang dan Diklat meminta agar Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan menyelenggarakan kegiatan Dialog Siswa Lintas Agama pada tahun 2019 yang sebagian kegiatannya berlangsung di Kapal Laut selama perjalanan ke tempat tujuan Dialog.
Tujuan
1. Menumbuhkembangkan wawasan budaya damai siswa lintas agama.
2. Meningkatkan kesadaran dan kelancaran komunikasi siswa lintas agama.
3. Menyusun Rencana Aksi Pengembangan Budaya Damai di Sekolah
4. Membentuk Forum Komunikasi Budaya Damai Siswa Lintas Agama
Tema Dialog
Dialog Siswa Lintas Agama ini bertemakan: “Melalui Dialog Rajut Persaudaraan dan Kerukunan Untuk Indonesia Lebih Bermartabat.”
Peserta Dialog
Peserta Dialog berjumlah 100 orang, yang terdiri dari siswa SMA, SMK, dan MA dari Kota Serang, Kota Bogor, Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan), dan lima wilayah di DKI Jakarta. Selain siswa, terdapat peserta dari kalangan guru Pendidikan agama, yang juga bertugas sebagai pendamping siswanya selama mengikuti kegiatan Dialog.
Hasil Dialog
Setelah mendapatkan berbagai materi dari narasumber, para siswa berdialog sesamanya membahas dalam rangka memahami nilai-nilai dasar budaya yang dapat dikembangkan dalam berbagai aktivitas siswa di sekolahnya masing-masing. Siswa juga bekerja secara berkelompok untuk merumuskan dan menyusun Rencana Aksi Pengembangan Budaya Damai di Sekolah.
Selain itu, untuk menjaga kontinuitas dari kegiatan Dialog agar ada tindaklanjutnya, para siswa melalui kerja dialog menyusun Forum Komunikasi Siswa Lintas Agama (Lintas Iman) untuk Pengembangan Budaya Damai di Sekolah. Hasil kerja kelompok tersebut telah dihasilkan beberapa Rencana Aksi Pengembangan Budaya Damai di Sekolah (terlampir), dan terbentuknya Forum Komunikasi Siswa Lintas Agama pada masing-masing wilayah asal sekolah ataupun madrasah (terlampir).
Rencana Aksi Pengembangan Budaya Damai untuk saat ini sedang dilaksanakan pada masing-masing sekolah dengan memanfaatkan forum komunikasi siswa lintas agama yang telah terbentuk tersebut. Kegiatan rencana aksi budaya damai diharapkan dapat masuk dalam program kesiswaan pada masing-masing sekolah, sehingga keberlanjutan kegiatan tersebut dapat diteruskan melalui program OSIS.
Salah satu rencana aksi budaya damai yang telah berhasil disusun oleh peserta siswa lintas agama tersebut adalah Forum Diskusi Siswa Lintas Agama Kota Serang. Maksud dan tujuan dibentuknya forum diskusi tersebut antara lain:
1) menggalang persatuan dan kesatuan di antara sesama rakyat Indonesia;
2) sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menanamkan sikap toleransi;
3) memperkuat tali persaudaraan antar masyarakat kota Serang;
4) terbinanya rasa persatuan dan persaudaraan sesama masyarakat kota Serang;
5) meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang budaya damai.
Hasil penelitian selengkapnya klik di sini
Gambar ilustrasi: Antara