Kemunculan komunitas muslim di Amerika bermula di kawasan Amerika Utara pada abad ke-16. PEW Research Center menyatakan bahwa sekarang jumlah muslim di Amerika ada sekitar 3 juta penduduk. Mereka juga memperkirakan pada tahun 2050 jumlah penduduk muslim akan bertambah sekitar 8 juta. Berbeda dengan komunitas Yahudi yang diperkirakan akan stagnan di kisaran 5,3 juta.

Kedatangan muslim pertama kali ke wilayah Amerika terjadi pada ke-17 ditandai dengan datangnya budak dari Afrika. Sepertiga dari komunitas Muslim Amerika adalah Afrika-Amerika, sepertiga lain adalah Asia Selatan, dan seperempatnya adalah keturunan Arab. Sisanya berasal dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.

Beberapa studi menunjukkan bahwa Masjid memainkan peran penting dalam peningkatan religiusitas dan keterlibatan sipil dalam nilai-nilai demokrasi Amerika. Masjid menjadi jembatan perbedaan antara Muslim dan non-Muslim di Negeri Paman Sam ini.

Kajian lainnya juga menggambarkan bahwa sebagian besar Muslim Amerika saat ini adalah kelas menengah. Banyak dari mereka yang bekerja menjadi dokter, pengacara, akuntan, akademisi, dan juga ibu rumah tangga. Muslim Amerika telah ikut serta dalam semua aspek sipil.

Terdapat komunitas muslim di Amerika yang sudah lama berdiri, seperti Masyarakat Islam Amerika Utara (Islamic Society of North America-ISNA) yang menjadi organisasi payung sekitar 300 Masjid dan pusat Islam yan ada di Indiana. Ada juga komunitas yang baru berdiri seperti the Council for Advacement of Muslim Proffesionals yang menjadi semacam dewan kemajuan professional Muslim.

Selain itu ada juga lembaga Islam yang menciptakan program pada muslim Amerika maupun kepada masyarakat luas, seperti University Muslim Medical Association yang merupakan klinik Kesehatan gratis yang berdiri sejak tahun 1992. Ada juga jaringan yang bernama The Inner City Muslim Action network-IMAN yang merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk oleh mahasiswa Muslim Amerika pada tahun 1995 guna mengentaskan kemiskinan di wilayah Chicago. Ia memberikan layanan gratis baik berupa kesehatan dan dukungan layanan populasi yang tidak diasuransikan di daerah tersebut.

Muslim Indonesia di Amerika Serikat

Muslim Indonesia di Amerika merupakan warga diaspora yang mempunyai potensi besar dalam kancah persaingan global. Sebagai orang yang berdarah Indonesia dan menetap di Amerika, mereka mempunyai tanggung jawab untuk mengenalkan Indonesia, khususnya dari sudut pandang “muslim” untuk turut serta membangun peradaban.

Sebagian besar warga diaspora di Indonesia di Amerika adalah mahasiswa dan profesional. Universitas ternama seperti Boston dan Harvard adalah tujuan utama mahasiswa Indonesia. Di beberapa perusahaan terkenal seperti Google, Yahoo, dan Sun Microsystem juga terdapat banyak orang Indonesia yang bekerja di sana.

Pada September 2010 silam, beberapa media melaporkan bahwa di wilayah pantai timur Amerika seperti Washington, New York, dan Philadelphia Muslim diaspora Indonesia mengadakan salat Idul fitri bersama yang kemudian dilanjutkan dengan halal bihalal. Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, DC, bekerja sama dengan organisasi komunitas Muslim Indonesia setempat (Imaam Center), mengadakan salat Ied di sebuah gedung sekolah di Gaithersburg, Maryland, tak jauh dari kota Washington.

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 1.500 sampai 2.000 orang yang datang dari Washington DC, Virginia dan Maryland, New Jersey, Baltimore, North Carolina dan West Virginia. Usai salat Ied, acara dilanjutkan dengan halal bihalal, lalu bersalaman dan bersilaturahmi, dilanjutkan santap makanan bersama dibarengi dengan acara hiburan dari anak-anak, Qasidahan dari ibu-ibu, nasyid oleh bapak-bapak, pembacaan puisi dan hiburan lainnya

Sementara di Kota New York, terdapat Imam Indonesia yaitu Imam Shamsi Ali. Masjid Al-Hikmah di negara bagian New York menjadi masjid pertama di Amerika yang didirikan oleh komunitas Indonesia. Masjid ini juga menggelar salat Ied yang dihadiri lebih dari 1.000 orang dari New York dan sekitarnya. Acara Halal bihalal dijadikan sebagai sarana untuk membangun komunikasi dan edukasi kepada tetangga-tetangga non-Muslim.

Imaam Center dan Misi Duta Islam Indonesia

Imaam Center adalah masjid komunitas Muslim Indonesia di Amerika yang terletak di Silver Spring, Maryland. Masjid ini banyak dikatakan sebagai taman mini Islam Indonesia. memasuki tahun ke lima usianya, masjid ini semakin dikenal luas oleh masyarakat. Ia diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 lalu.

Imaam Center sebagai pusat informasi sudah diakui oleh kementerian luar negeri Amerika Serikat. Menjelang Ramadhan, Imaam Center berbenah dengan menyiapkan berbagai program seperti buka puasa dan salat tarawih bersama. Kapasitas jamaah yang hanya 350 orang semakin sesak karena ia semakin dikenal dan didatangi oleh komunitas Muslim dari berbagai negara yang ingin mengenal Indonesia.

Presiden Imaam Center (2019) Bagus Adiyanto mengatakan bahwa semakin banyak mahasiswa maupun calon-calon diplomat Amerika yang hendak bertugas ke Asia tenggara mendatangi masjid Imaam Center untuk mengetahui langsung kegiatan warga Muslim Indonesia. Hal ini yang menjadikan Imaam Center dikatakan sebagai duta Islam Indonesia di Amerika.

Mahendra Siregar sebagai Duta Besar menyampaikan terima kasih kepada pengelola Imaam Center karena telah dikelola dengan baik. Kesamaan misi KBRI dan Imaam Center untuk menjangkau masyarakat luas termasuk kalangan non-muslim dan non-Indonesia harus terus selalu dijaga. Lima tahun Imaam Center telah berperan luar biasa dalam mengenalkan wajah Islam Indonesia di kancah global. Tren positif ini harus ditularkan kepada organisasi-organisasi lain yang mempunyai misi yang sama.[MNW]

 

*) Tulisan ini adalah rangkuman dari diseminasi penelitian Ferry Muhammadsyah Siregar yang diterbitkan oleh Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama tahun 2021.

Topik Terkait: #Hasil Penelitian

Leave a Response