Kita barangkali sudah sering mendengar karomah sufi dan mukjizat Nabi. Pengalaman-pengalaman yang sulit dibuktikan dengan nalar, bahkan sains pun menyerah untuk menjelaskan fenomena-fenomena langka di luar kebiasaan pada umumnya. Kisah-kisah menakjubkan itu biasanya berawal dari tuturan secara turun temurun dan ada pula yang menyaksikan secara langsung. Percaya atau tidak, cerita itu memang benar-benar ada di tengah-tengah masyarakat.

Dalam sudut pandangan sains, pengalaman meta-empirik (di luar kebiasaan) itu biasanya disebut dengan teleportasi, suatu proses atau perbuatan memindahkan orang atau barang dengan psikokinesis di mana benda-benda jasmani dapat bergerak melalui kekuatan pikiran atau kemauan seseorang. Ini juga bisa disebut dengan ilmu kanuragan, yang sering diceritakan kalau wali itu bisa dengan sekejap berpindah ke tempat lain, dalam bahasa Jawa biasanya disebut dengan ilmu rogo sukmo.

Intinya, hal-hal yang dianggap magic dalam cerita mukjizat para Nabi dan para wali, bahkan yang ada dalam Alquran, Injil, atau kitab-kitab lainnya, makin ke sini makin bisa dibuktikan dan diwujudkan oleh teknologi dan sains. Contohnya, teleportasi bisa dibuktikan dengan kaidah fisika kuantum dan komputer kuantum. Kita bisa jelaskan fakta-fakta ilmiah ini sebagai berikut:

Pertama, fisika kuantum. Kalau dengan fisika kuantum ini, para peneliti dan ilmuwan sudah bisa memindahkan suatu partikel dalam suatu ruang ke ruang lain. Tapi itupun baru partikel-partikel kecil sejenis atom. Teorinya, atom terdiri dari proton, neutron, dan elektron. Tiga partikel ini dikacaukan memakai alat sehingga bisa hancur dari tempat sebelumnya dan pindah ke tempat lain dengan wujud yang sama.

Bila fakta ilmiah ini dihubungkan atau tepatnya dipakai untuk menjelaskan fenomena-fenomena luar biasa dari pengalaman wali dan kesufian, maka agak bisa diterima bila seorang sufi mampu dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengen sekejapan mata. Atau, kemampuan kedikjayaan lain yang memungkinkan seorang sufi mampu memindahkan satu benda jasmaniah ke tempat yang diinginkan. Baik orang maupun bendanya, keduanya sama-sama bersifat jasmaniah dan material sebagaimana dalam penjelasan teori berpindahnya atom di atas. Tentu saja, berpindahnya tidak sekonyong-konyong begitu, tetapi ada alatnya atau ada ilmunya sehingga seseorang bisa mudah berpindah dan mudah memindahkan sesuatu ke tempat lain.

Sejauh ini kita hanya bisa mempercayai saja fenomena luar biasa itu tanpa berpikir panjang, seperti karomah sufi. Itu juga disebabkan karena ilmu pengetahuan masih belum bisa menjelaskan secara pasti. Tepatnya, ilmu pengetahuan menyerah dan merasa itu bukan bidangnya. Tentu saja, fakta-fakta di atas dapat menjadi pemahaman baru bahwa sedikit demi sedikit ada titik terang tentang fenomena magic yang dianggap menyalari kondrat nalar.

Kedua, komputer kuantum. Sudut komputer kuantum ini hubungannya lebih kepada transfer data. Menurut sumber-sumber yang saya baca, komputer kuantum memungkinkan dilakukannya transfer data dengan ribuan kali lebih cepat dari jenis komputer yang biasanya dipakai sekarang.

Untuk memudahkan memahami ini, saya akan sedikit menjelaskan soal teknologi pemograman.

Teknologi pemograman berasal  dari angka 0 dan 1. Sampai sejauh ini komputer memakai 0 dan 1 (bilangan biner) yang kecanggihannya bisa kita saksikan secara langsung. Artinya, bahasa pemograman itu asalnya cuma dua angka. Kedua angka itu pun tak bisa disatukan, maksudnya 0 dan 1 itu elemen yang terpisah, kalau tidak 0 pasti 1.

Tapi bila kita melihat perkembangan teknologi, komputer kuantum bisa memiliki kecepatan yang sangat dahsyat karena bisa membuat 0 dan 1 dalam waktu yang bersamaan. Tidak ada 0 tidak ada 1, keduanya bisa menjadi satu sama lain. Semakin 0 dan 1 itu tidak terpisahkan semakin cepat transfer komputernya.

Pada titik inilah kita bisa menemukan bukti-bukti ilmiah yang sedikit bisa menjelaskan fenomena luar biasa dari pengalaman kesufian atau kewalian. Misalnya, dalam ilmu sufi, dikenal ada ajaran yang biasanya disebut dengan Manunggaling Kawulo Gusti (menyatunya hamba dan Tuhan). Bila dikaitkan dengan komputer kuantum, semakin Manunggal seorang sufi semakin saktilah dia.

Mungkin di antara kita masih ragu apakah kedua teori ini benar-benar bisa menjelaskan dimensi karomah sufi yang di luar akal manusia. Tapi paling tidak, ada kesamaan logika di mana kedua teori di atas mampu menjelaskan secara sistematis, logis, dan ilmiah terkait hal-hal yang sejauh ini masih sulit diterima oleh akal pikiran kita. Wallahu A’lam

Leave a Response