Peringatan Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 ini mengangkat tema “Bersatu dan Bangkit”. Menurut Menpora Zainudin Amali, tema ini diangkat untuk mengajak kita semua, terutama para pemuda agar selalu menjaga semangat persatuan agar bisa bangkit. Semangat persatuan digaungkan di momentum Sumpah Pemuda tahun ini sebagai pemantik semangat melawan Covid-19 yang masih melanda.
Secara historis, “bersatu dan bangkit” memang menjadi semangat Sumpah Pemuda 92 tahun yang lalu. Momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 saat itu memang menjadi momentum bersejarah tentang bagaimana para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia bersatu, membulatkan tekad dilandasi semangat kebangsaan, untuk sama-sama bangkit melawan penjajah dan mencapai kemerdekaan.
Di dalam rangkaian Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda, berkumpul berbagai macam organisasi dari berbagai penjuru Tanah Air. Seperti Jong Java, Jong Soematranen Bond, Jong Bataks Bond, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Kaoem Betawi, dan lain-lain. Dengan segala keragaman identitas kultural, agama, dan daerah tersebut, para pemuda bersatu dalam satu semangat kebangsaan: Indonesia. Para pemuda tersebut bersumpah, bertumpah darah satu tanah Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Peristiwa Sumpah Pemuda tersebut menjadi momentum bersejarah yang menandai era baru perjuangan dan pergerakan bangsa ini menuju kemerdekaan. Rasa kebangsaan yang membara dalam dada seluruh pemuda di Indonesia menjadi spirit baru perjuangan. Kita tahu, sebelumnya perjuangan melawan penjajah masih cenderung bersifat kedaerahan, sehingga masih mudah diredam oleh bangsa penjajah. Maka, momentum Sumpah Pemuda menandai adanya semangat baru dalam berjuang melawan penjajah: yakni dengan bersatu, gotong royong, bekerja sama dilandasi satu rasa kebangsaan yang sama untuk bangkit dan berjuang mencapai cita-cita bersama: kemerdekaan.
Sejak peristiwa Sumpah Pemuda, mulai bermunculan organisasi pemuda di berbagai penjuru Tanah Air. Akan tetapi, ada perbedaan besar dan prinsipil antara organisasi pemuda sebelum dan sesudah momentum Sumpah Pemuda tahun 1928 tersebut. Sebelumnya, organisasi pemuda masih belum siap menerima fusi. Setelah adanya Sumpah Pemuda, organisasi-organisasi pemuda telah menerima konsepsi berupa tanah air, bangsa, dan bahasa secara bulat dan menyeluruh. Mereka merasa sadar bahwa mereka telah menjadi anak satu bangsa, satu tanah air, menjunjung bahasa Indonesia, menuju Indonesia Raya (kebudayaan.kemdikbud.go.id).
Kini, di tahun 2020 ini, kita mesti menyerap sari Sumpah Pemuda 92 tahun lalu tersebut sebagai spirit untuk berjuang dan bangkit menghadapi berbagai persoalan aktual bangsa saat ini, terutama persoalan pandemi Covid-19 yang masih melanda. Dalam arti, kita mesti bisa kembali mengobarkan semangat “persatuan dan kesatuan” yang berkobar di dada pada pemuda bangsa 92 tahun yang lalu tersebut sebagai spirit pemantik untuk bangkit dari kesulitan karena pandemi ini.
Kita tahu, menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini, hal mendasar yang kita perlukan adalah kekompakan dan kedisiplinan. Seluruh elemen masyarakat mesti kompak dalam menjalankan upaya pencegahan seperti menjalankan protokol kesehatan. Caranya, berusaha tetap di rumah, memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan ini akan sangat memengaruhi seberapa besar tingkat keberhasilan kita dalam menekan laju penularan Covid-19 ini.
Di tengah situasi tersebut, spirit persatuan dan kesatuan Sumpah Pemuda mestinya bisa kembali menguatkan kekompakan kita sebagai sebuah bangsa. Jika 92 tahun yang lalu para pemuda dari berbagai penjuru Tanah Air berikrar dalam satu semangat kebangsaan untuk berjuang melawan penjajah dan mencapai kemerdekaan, maka di tahun 2020 ini para pemuda bisa meneruskan perjuangan tersebut dengan bersatu dan kompak dalam menjalankan upaya-upaya penanganan Covid-19 agar bangsa ini bisa kembali bangkit.
Di situasi pandemi ini, jangan sampai kita malah sibuk berdebat dengan saling menyalahkan, saling menghujat, dan saling mencela. Selain tidak berdampak positif bagi penanganan pandemi, hal tersebut hanya akan menghabiskan waktu dan energi kita. Lebih baik, kita gunakan waktu dan energi kita untuk fokus mendukung upaya-upaya positif penanganan Covid-19 ini.
Selain kekompakan dan kedisiplinan, spirit Sumpah Pemuda juga mesti bisa menguatkan kembali rasa persaudaraan, kepedulian, dan gotong royong kita sebagai satu bangsa. Sebab, rasa persaudaraan, saling membantu dan menguatkan ini merupakan faktor penting yang bisa terus menguatkan kita di tengah situasi sulit ini. Jika kita bisa terus menjaga solidaritas dan kepedulian, maka kita akan selalu memiliki kekuatan untuk menghadapi situasi sesulit apa pun.
Selamat memeringati Sumpah Pemuda ke-92. Saatnya pemuda Indonesia bersatu dan bangkit melawan Covid-19!